• Senin, 22 Desember 2025

KABAR DUKA! Sastrawan dan Jurnalis Papua Aprila Wayar Meninggal Dunia, Hengky Yeimo: Kami Sangat Kehilangan

Photo Author
- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 12:08 WIB
Penulis dan Jurnalis Perempuan Papua, Aprila Wayar. (Dok pribadi).
Penulis dan Jurnalis Perempuan Papua, Aprila Wayar. (Dok pribadi).

CEPOSONLINE.COM — Segenap pengurus Komunitas Sastra Papua (Ko'SaPa) menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian Aprila Wayar, penulis perempuan Papua pertama dan jurnalis asal Papua. 

Ketua Ko'SaPa, Hengky Yeimo, mengenang sosok Aprila sebagai perempuan Papua yang berani, tegas, dan selalu blak-blakan menyuarakan kebenaran, khususnya terkait nasib orang Papua. 

“Kami merindukanmu selalu, teman diskusi yang selalu mendorong literasi dan komunitas sastra Papua tumbuh dan berkembang,” ujar Hengky kepada media ini di Nabire, Sabtu, (18/10/2025).

Menurutnya, Aprila aktif dalam berbagai organisasi sejak kuliah di Semarang, termasuk FNMP, dan menjadi bagian penting dari komunitas sastra Papua sejak awal terbentuknya Ko'SaPa. 

Kakak Aprila mendirikan Fawawi Club, organisasi yang mendorong lahirnya penulis-penulis asal Papua, termasuk Manfred Kudiai dan Julia Opki. 

Selain itu, Aprila juga sempat mendirikan media Tapa News, dan kemudian The Papua Journal bersama Manfred Kudiai,” tuturnya.

Hengky juga mengenang momen-momen kerja bersama Aprila di lapangan jurnalistik. 

 “Terima kasih Kaka Aprila, teman diskusi dan kawan saat awal kami mulai terjun ke dunia jurnalisme.”

“Kami pernah meliput aktivitas KNPB, Gempar Papua, hingga demonstrasi mahasiswa di Abepura dan Waena.”

“Semua itu akan menjadi cerita indah dalam perjalanan hidup kami,” kenangnya.

Selain kiprahnya di komunitas dan media, Aprila dikenal sebagai penulis produktif. 

“Beberapa karyanya adalah Mawar Hitam Tanpa Akar (2009) yang menggambarkan perjuangan orang asli Papua di tengah pelanggaran HAM, dan membawanya tampil di Ubud Writers and Readers Festival (2012 & 2015) serta ASEAN Literary Festival (2014),” imbuh Hengky. 

Lanjut dia, Novel keduanya, Dua Perempuan, dirilis bersamaan dengan Mawar Hitam Tanpa Akar di Abepura, hasil refleksi panjang tentang luka masa lalu.

Novel ketiganya, Sentuh Papua (2018), diluncurkan di Kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

Rekomendasi

Terkini

X