• Senin, 22 Desember 2025

Tak Semuanya OPM! Ada Sipil dan Ibu Rumah Tangga yang Ditembak Aparat di Intan Jaya

Photo Author
- Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:37 WIB
Illustrasi penembakan. (JAWA POS)
Illustrasi penembakan. (JAWA POS)

CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA– Tim Mediasi Konflik Papua, menegaskan bahwa 14 orang yang tewas dalam kontak senjata di Kampung Soanggama, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, bukan semuanya kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Hal ini diketahui setelah Tim Mediasi Konflik melakukan identifikasi terhadap para jenazah.

Identifikasi dilakukan tim, setelah sebelumnya TNI dalam rilisnya menyampaikam bahwa 14 anggota OPM Kodap VIII/Soanggama tewas dalam kontak senjata dengan pasukan Komando Operasi Habema Kogabwilhan III, di Kampung Soanggama, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, Rabu (15/10/2025).

Ketua Tim Mediasi Konflik, Yoakim Mujizau membenarkan jika pada 14 Oktober 2025, Satgas Rajawali/I dan II Habema dan Satgas 712/WT masuk ke Kampung Janamba dan Soanggama, Kabupaten Intan Jaya.

Setelah tim mengidentifikasi korban di Kampung Soanggama, dan mengumpulkan informasi dari masyarakat, mereka menyampaikan bahwa terdapat 15 korban.

“Sebanyak 15 orang yang menjadi korban tidak semuanya anggota OPM, " ungkapnya.

“Dari 15 orang itu, ada masyarakat sipil, seorang mono dan satu orang ibu rumah tangga yang menjadi korban saat aparat melakukan oprasi penegakan hukum di Kampung Soanggama,” terang Yoakim, kepada Ceposonline.com, Jumat (17/10/2025).

Ia menegaskan bahwa, dari 15 orang yang menjadi korban penembakan aparat. Sebanyak enam orang adalah anggota OPM, sementara lainnya adalah masyarakat sipil.

“Korban atas nama Agus Kogoya itu masyarakat, sementara Agus Kogoya yang anggota OPM masih hidup” ungkapnya.

“Apkam di lapangan menyampaikan bahwa Agus Kogoya ini keliru, karena nama Agus Kogoya di Kampung Soanggama ada dua orang” ungkapnya.

“Jadi setelah aparat melihat KTP atas nama Agus Kogoya, ia langsung ditembak. Padahal, dia bukan OPM, namanya saja yang sama,” terangnya.

Lainnya adalah, Pisen Kogoya dan Sepi Lawiya, bukan Sepi Kobogau. Mereka ini masyarakat sipil.

“Agopani Kobogau adalah seorang mono yang sering keliling kampung-kampung di Intan Jaya, yang juga menjadi korban” ungkapnya.

“Seorang ibu rumah tangga, yang ketakutan saat itu ditembak saat sedang ingin mengamankan diri ke hutan. Akibatnya, ia terjatuh dari jembatan, dan terbawa arus hingga meninggal dunia. Mayatnya sudah dievakuasi, dan dimakamkan,” terangnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agung Trihandono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Di Mimika, Harga Daging Babi Turun Jelang Nataru

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:24 WIB

Polres Mimika Musnahkan Sabu dan Ganja

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:55 WIB
X