Menurut Roni, selama hampir setahun tinggal di gereja, Ronaldo dikenal sebagai anak yang cerdas, sopan, dan aktif dalam kegiatan pelayanan. Ia sudah seperti keluarga bagi jemaat di sana.
“ Pihak gereja merasa haru sekaligus bangga karena pemerintah datang langsung menjemput. Mereka bilang, jarang sekali hal seperti ini terjadi,” tambahnya.
Ia menyebut, penjemputan Ronaldo bukan hanya tugas kedinasan, tapi juga panggilan kemanusiaan.
“ Ini tugas pertama saya yang menurut saya sangat mulia. Mengurus anak yatim piatu yang kehilangan harapan adalah tanggung jawab kemanusiaan, dan saya bangga bisa melakukannya,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Setelah tiba di Nabire, Ronaldo resmi diserahkan kepada keluarga yang akan merawatnya. Pemerintah Provinsi Papua Tengah juga berkomitmen menyiapkan program perlindungan dan pendampingan bagi anak-anak yatim, terlantar, dan difabel di wilayah itu.