“Kalau sama dia, aduh mama kitong (kita) mati,” kisah salah satu rekan Bahlil.
Bahlil mengaku hidup di Fakfak sekiranya 5 tahun.
Dari kehidupan di Fakfak, Bahlil mengaku belajar arti kerja keras dan ketulusan.
“Lima tahun saya di sini. Keras kehidupan di sini.”
Di akhir pertemuannya, Bahlil membantu keluarga besar sopir dan kondektur di Terminal Thumburuni untuk mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sudah berakhir masa berlakunya.
“Pak Kapolres tolong bantu, dalam rangka HUT Fakfak, kado untuk semua sopir di Terminal Thumburuni, buatkan mereka SIM,” ujarnya.
Tak hanya itu, Bahlil juga memberikan sumbangan Rp 5 juta bagi setiap sopir dan kondektur angkot yang hadir pada kesempatan itu. (*)