Pentas Seni Budaya adalah wujud ekspresi kreatif yang menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi, adat, dan kesenian yang diwariskan oleh para leluhur.
“Melalui pentas seni ini kita ingin mengingatkan bahwa budaya adalah jati diri bangsa yang harus dijaga, dihargai, dan terus dilestarikan,” tutur Johannes.
Sementara itu, Festival Lomba Dayung Tradisional mencerminkan kekuatan ketangkasan, kerjasama, dan ketepatan strategi.
Dalam ajang ini, kata Johannes para peserta akan menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam mengendalikan irama dan kekuatan untuk mencapai garis akhir.
“Semoga lomba ini menjadi ajang yang membentuk mental sportif dan semangat pantang menyerah,” ungkapnya.
*Komitmen Pemerintah Hidupkan Nilai-Nilai Budaya Lokal*
Johannes Rettob menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menghidupkan kembali nilai-nilai budaya lokal yang sejak lama dinilai redup.
Ia menjelaskan, kegiatan ini berjalan seiring dengan kegiatan Festival Budaya Lokal Amungme - Kamoro Berwawasan Nusantara yang sebelumnya telah dilaksanakan.
Ia menyebut, untuk tahun ini seluruh penyelenggaraan kegiatan menjadi ajang percobaan dan akan dilakukan evaluasi guna menentukan strategi untuk ke depan dijadikan sebagai event tahunan.
Pemkab Mimika juga menargetkan salah satu dari kegiatan ini dapat masuk ke dalam Karisma Event Nusantara (KEN). Tentunya dengan evaluasi serta persiapan yang sangat matang.
“Semua ini tahun ini kita baru coba untuk melaksanakannya. Tahun depan kita akan kemas dalam satu festival, mulai dari Festival Budaya Nusantara, Festival Budaya asli tradisionalnya orang sini dan lomba dayung mungkin dan mungkin ada beberapa kegiatan yang lain yang akan kita kemas dengan baik, kita pusatkan dan kita perjuangkan untuk menjadi satu event tetap,” kata Johannes saat ditemui usai melepas peserta lomba dayung tradisional.
Lanjut dikatakan, semua upaya ini adalah wujud keseriusan serta kepedulian pemerintah dalam menghidupkan kembali budaya Amungme dan Kamoro di Kabupaten Mimika. (*)