“Rencananya meniru model KaLaMo (Kampung Nelayan Modern) di Biak, yang kini rutin mengirim ikan ke berbagai daerah,” kata Rian Adiputra.
Bupati Waropen Fransiskus Xaverius Mote—mantan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua (2015–2019)—memaparkan potensi perikanan Waropen setara dengan daerah lain di Tanah Papua.
Ia mengarahkan tim KKP dan PT PNJ meninjau dua lokasi prospektif untuk kampung nelayan terpadu: Kampung Sarafambai (Distrik Waropen Bawah) dan Kampung Sanggei (Distrik Urei Faisei).
Menurut Mote, komoditas unggulan Waropen meliputi kepiting bakau, tenggiri, barakuda, mackerel, dan kakap.
Dari 110 kampung di 11 distrik, sekitar 80 persen warganya bermata pencaharian sebagai nelayan. Data Dinas Perikanan Waropen menyebut terdapat kurang lebih 12.000 nelayan, namun baru sebagian kecil yang memiliki alat tangkap memadai dan mesin tempel yang layak.
Pola produksi masih dominan one day fishing.
“Potensi besar ini perlu dukungan infrastruktur dan ekosistem usaha agar hasilnya langsung dirasakan masyarakat,” tegas Bupati Fransiskus Xaverius Mote, menekankan pentingnya pelibatan pemilik hak ulayat sejak awal.
Hasil peninjauan awal ini akan dihimpun KKP untuk dilaporkan ke pimpinan sebagai dasar penetapan langkah berikutnya—termasuk penyiapan lahan berstatus hukum jelas, skema pengelolaan oleh koperasi lokal, serta dukungan fasilitas inti (BBM, bengkel motor tempel, cold storage).
Di sisi lain, PT PNJ akan menyelesaikan pengumpulan data teknis guna memfinalkan desain kemitraan dan rantai pasok. (*)