• Senin, 22 Desember 2025

Pemkab Mimika Belum Restock Obat Biru Malaria: Masih Koordinasi dengan Kemenkes

Photo Author
- Senin, 9 Juni 2025 | 09:16 WIB
 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra. (Foto: Cenderawasih Pos/Moh. Wahyu Welerubun).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra. (Foto: Cenderawasih Pos/Moh. Wahyu Welerubun).

CEPOSONLINE.COM, MIMIKA Dinas Kesehatan Kabupate Mimika masih berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia terkait dengan pengganti obat biru atau DHP-Frimal yang langka di Timika.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra saat dikonfirmasi pada Sabtu (7/6/2025) mengatakan, sebagai gantinya, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kemenkes RI untuik pengadaan obat D-arteep Dispersible berwarna putih.

Sebab, kata Reynold mengatakan bahwa kekosongan obat DHP-Frimal ini sendiri sudah berlangsung sejak bulan Maret 2025 lalu.

“Obat itu untuk sementara, mudah-mudahan bulan Juni ini sudah ada. Saya sudah komunikasi dengan Kementerian Kesehatan, target memang dari bulan Maret itu, nanti akhir-akhir Juni itu baru obat biru,” kata Reynold Ubra.

Reynold menjelaskan, obat D-arteep Dispersible punya khasiat yang sama dengan obat biru, yaitu membereskan parasit di dalam darah manusia yang terpapar malaria.

Namun, pil berwarna putih ini mempunyai dosis yang sedikit lebih rendah dari DHP-Frimal. Karenanya, jika dosis yang diberikan kepada seorang pasien malaria dengan obat biru adalah 3 dan seterusnya sesuai berat badan, maka pil berwarna putih nantinya akan diberikan dengan dosis dalam jumlah banyak.

“Obat itu kan obat program, tetap ada cuman dosis saat ini kan kita tetap obat itu punya khasiat. Hanya saja per tablet itu dosisnya agak rendah sehingga memang kalau dikasih jumlahnya yang tadinya (Pada Obat Biru) tiga itu (sekarang) jumlahnya banyak,” ungkap Reynold.

“Itu tidak masalah. Jangan khawatir, obat itu tetap obat malaria obat program yang memiliki efek untuk bisa menyelesaikan infeksi parasit di dalam darah,” lanjutnya.

Menurut Reynold, hal yang paling penting untuk dilakukan oleh seorang pasien adalah menjaga kepatuhan dalam mengkonsumsi obat sampai dengan selesai.

Selain itu, kebersihan lingkungan juga menjadi salahsatu faktor pendukung yang paling penting untuk memberantas malaria.

Hal ini sangat penting untuk ditegaskan mengingat kebersihan lingkungan di Mimika saat ini kian memperihatinkan, terutama sampah plastik. Hal ini juga diakui oleh Reynold.

“Kota Timika ini plastiknya terlalu banyak makanya nyamuk bersahabat dengan kita,” ungkapnya.

Reynold menyebutkan, saat ini tak ada satupun kawasan di Kabupaten Mimika yang terbebas dari jentik nyamuk. Padahal, dinas kesehatan melalui satuan kerja setiap harinya melakukan fogging.

Namun, pola hidup masyarakat yang masih jauh dari kata bersih dengan kebiasaan membuang sampah sembarangan serta tidak teratur membuat upaya-upaya yang dilakukan tidak berjalan maksimal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Mimika, Harga Daging Babi Turun Jelang Nataru

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:24 WIB

Polres Mimika Musnahkan Sabu dan Ganja

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:55 WIB
X