“Kami ingin agar pengrajin tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di era modern tanpa kehilangan identitas budaya lokal,” ujar Bobi Frans dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos pada Senin (6/10/2025).
Di tempat yang sama Pimpinan kelompok “Titian Hidup”, Naftali Felle menyambut dengan baik bantuan tersebut. Menurutnya bantuan tersebut sangat membantu pihaknya dalam menjaga dan menjangkau pasar ke depannya.
“Dengan alat dan pelatihan baru, kami bisa meningkatkan produksi, menjaga kualitas, dan menjangkau pasar yang lebih luas. Ini sangat berarti bagi keberlanjutan usaha dan pelestarian tradisi kami,” ungkap Naftali Felle.
Adapun program ini juga melibatkan mahasiswa lintas disiplin sebagai bagian dari implementasi Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, sehingga manfaatnya dirasakan secara luas mulai dari masyarakat, dunia pendidikan, hingga sektor industri kreatif lokal.
Berharap dengan adanya transfer teknologi dan pendampingan berkelanjutan ini, gerabah Kampung Abar diharapkan mampu bersaing di pasar global sekaligus tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Papua. (*)