Termasuk memakai pakian adat yang mana hal semacam ini justru membebani para orang tua dari sisi biaya.
"Kalau orang tuanya mampu tidak ada soal, tetapi bagaimana mereka yang punya ekonomi pas-pasan itu jadi masalah,"terangnya.
Pihaknya memang sudah mendapatkan banyak laporan dari para orang tua saat reses dimana ada sekolah-sekolah negeri yang selalu melakukan pungli ke siswanya.
Hal lainnya ada pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) oleh para guru kepada siswa yang berhak menerima.
Kata Burman Waromi, dana PIP adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu.
Dana ini diberikan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tujuan dana PIP adalah untuk memastikan bahwa semua anak dapat mengakses pendidikan tanpa terhambat oleh masalah finansial.
Sayangnya dana PIP ini masih dipotong juga, sehingga ia berharap ada pengawasan yang ketat dari Dinas Pendidikan agar dana PIP ini benar-benar diterima full oleh siswanya.
"Saya memiliki beberapa catatan sekolah-sekolah yang lakukan pungli tersebut dan tentunya akan menjadi evaluasi kita untuk nantinya dilaporkan ke Dinas Pendidikan termasuk Wali Kota dan Wakil Wali Kota, supaya ada pembenahan,"tutup Burman Waromi. (*)