Pihak ponpes diakui tidak curiga dengan MA karena pelaku rajin beribadah.
"Jadi sekali lagi MA bukan tenaga pengajar di kami, tidak ada kaitan dengan pondok. Beliau itu petani sayur dan kebetulan tinggal dekat dengan pondok, " imbuhnya.
Ditanya soal pendampingan para korban, kata Hirwan pihak ponpes sudah berkoordinasi dengan wali murid dan psikiater, termasuk pusat perlindungan anak dan perempuan untuk didampingi.
"Kelima korban sendiri tiga diantaranya sudah bersama keluarga dan dua lainnya masih di ponpes dan untuk penanganannya kami serahkan sepenuhnya kepada pihak pendamping nanti.”
“Jadi kejadiannya terjadi di waktu anak-anak berolahraga dan itu dimanfaatkan oleh pelaku. Kami akan perketat proses perijinan termasuk kepada orang yang kami kenal, " pungkasnya.
Baca Juga: Gugatan Praperadilan Kasus Asusila Ditolak Pengadilan
Sementara Hamzah selaku Kepala Bidang Pendidikan Islam Kemenag Provinsi Papua ikut prihatin dengan kejadian tersebut sebab pelaku juga mengatasnamakan ponpes.
"Dari data dan fakta ternyata MA bukan bagian dari pondo jadi kami minta pihak pondok lebih mawas diri.”
“Kami akan lakukan rapat koordinasi dengan semua pimpinan ponpes agar mengantisipasi hal-hal serupa, " singkatnya. (*)