keerom

Pemalangan Jalan Pasca Penembakan Oknum TNI di Waris, Dewan Adat Keerom Akhirnya Buka Suara

Minggu, 5 Oktober 2025 | 07:45 WIB
Ketua Dewan Adat Kabupaten Keerom, Laurens Borotian.(CEPOSONLINE.COM/takim)

CEPOSONLINE.COM, KEEROM – Insiden penembakan yang menewaskan seorang anggota TNI, Praka Petrus Muenda, di Kampung Kalimo, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua, pada Minggu (7/9), masih menyisakan ketegangan di tengah masyarakat. 

Hingga kini, masyarakat adat setempat masih melakukan aksi pemalangan jalan sebagai bentuk protes dan tuntutan keadilan.

Ketua Dewan Adat Kabupaten Keerom, Laurens Borotian menyampaikan bahwa aksi pemalangan jalan yang dilakukan warga merupakan wujud kekecewaan yang mendalam atas peristiwa tersebut. 

Ia menilai, persoalan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena semakin merugikan masyarakat umum, khususnya para sopir yang melintasi jalur trans Jayapura–Wamena.

“Penyelesaian masalah ini perlu segera diperhatikan. Sampai hari ini, masyarakat masih melakukan pemalangan di dua titik jalan di kampung korban,” ujar Laurens Borotian saat memberikan keterangan di Jayapura, Sabtu (4/10/2025).

Menurutnya, para sopir angkutan umum maupun kendaraan lintas kabupaten kini menjadi korban imbas dari aksi tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang terpaksa membayar biaya sebesar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu untuk bisa melintas.

“Kasihan para sopir ini, mereka hanya mencari nafkah. Tetapi karena ada pemalangan, mereka jadi terbebani,” tegasnya.

Laurens pun berharap pihak TNI bersama pemerintah untuk melakukan langkah-langkah konkret, baik berupa pendekatan persuasif kepada keluarga korban maupun membuka ruang dialog dengan masyarakat adat.

“Persoalan ini jangan dianggap sepele. Perlu ada pertemuan bersama semua pemangku kepentingan, baik aparat keamanan, pemerintah daerah, tokoh adat, maupun keluarga korban untuk mencari solusi bersama,” katanya.

Ia menekankan, tuntutan masyarakat adat harus diperhatikan secara serius. Menurutnya, soal tuntutan akan dikabulkan atau tidak, semua itu dapat diputuskan melalui hasil kesepakatan bersama.

“Yang terpenting saat ini adalah adanya pendekatan dari pihak TNI terhadap keluarga korban, sehingga suasana bisa lebih kondusif,” pungkas Laurens.

Sementara itu, kondisi pemalangan jalan yang terus berlangsung menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya jalur transportasi utama yang menghubungkan Jayapura dan Wamena. 

Dewan Adat berharap agar semua pemangku kepentingan atau pihak terkait segera hadir untuk memediasi, sehingga situasi di Keerom dapat kembali aman dan aktivitas masyarakat bisa berjalan normal.(*)

Tags

Terkini

Kunjungan Bersejarah Bupati Gusbager ke Kampung Niliti

Jumat, 26 September 2025 | 17:24 WIB

Bupati Gusbager Salurkan Bantuan di Kampung Towe Hitam

Kamis, 25 September 2025 | 07:57 WIB

Kabar Baik, SDN Bias Akan Dibangun Baru

Kamis, 25 September 2025 | 07:52 WIB

Bantuan Gereja Resmi Diluncurkan

Kamis, 25 September 2025 | 07:47 WIB

Kisruh Jabatan Ketua DAK Keerom Hanya Miskomunikasi

Selasa, 23 September 2025 | 09:57 WIB

Polisi Bongkar Jaringan Narkoba di Perbatasan

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 15:32 WIB

Setubuhi Sepupu, Seorang ASN di Keerom Ditangkap

Selasa, 1 Juli 2025 | 10:42 WIB

Tanpa Lawan, Eko Pimpin PBB Papua Lewat Aklamasi

Kamis, 17 April 2025 | 08:13 WIB

Jelang Paskah, Dua Polisi di Keerom Berbagi Kasih

Kamis, 10 April 2025 | 14:20 WIB