CEPOSONLINE.COM, KEEROM – Bupati Kabupaten Keerom, Piter Gusbager mengingatkan Wilhelmus Yoku untuk tidak bermain-main dengan simbol negara.
Hal ini disampaikan Bupati Piter Gusbager untuk menjawab tudinggan Wilhelmus Yoku yang menyatakan bahwa Bupati Keerom, Piter Gusbager menghina lambang negara dalam dokumen SK CPNS Formasi 1000.
Baca Juga: Soal SK Palsu PNS 1000, Bupati Keerom: Setop Sebarkan Berita Menyesatkan!
Wilhelmus Yoku menilai logo Garuda Pancasila pada SK CPNS Formasi 1000 terbalik, padahal itu berdasarkan foto selfie salah seorang Anggota CPNS.
Hal inilah menjadi dasar tudingan Wilhelmus Yoku yang menyatakan bahwa Bupati Keerom, Piter Gusbager telah menghina simbol negara.
Baca Juga: KKB Kembali Berulah, Satu Anggota Koramil Gugur di Puncak Papua
Bupati Keerom, Piter Gusbager menegaskan bahwa apa yang dituding oleh Wilhelmus Yoku ini merupakan suatu tindakan yang justru mempropagandakan simbol negara.
Untuk itu orang nomor satu di negeri tapal batas ini mengingatkan Wilhelmus Yoku agar tidak membawa simbol-simbol negara dalam menyampaikan informasi yang sangat menyesatkan publik.
"Kalau kita melakukan foto selfie sambil pegang dokumen, yang pasti gambarnya terbalik, inilah yang terjadi pada dokumen seorang anggota CPNS yang dikomentari Wilhelmus Yoku yang sebenarnya itu tidak benar," tegas Piter Gusbager ke Ceposonline.com di Arso, Sabtu (15/06/2024).
"Saya tegaskan kepada Wilhelmus Yoku untuk berhenti menyebarkan informasi yang menyesatkan, silakan anda mengunakan hak untuk menyampaikan pikiran dan masukan tetapi jangan berbohong apalagi bawa-bawa simbol negara, anda masih muda, belajarlah menjadi orang baik di masyarakat," lanjutnya.
Baca Juga: PKB Pastikan Piter Gusbager Kandidat Yang Tepat untuk Pilkada Keerom
Bupati Keerom itu juga sangat menyayangkan sikap media yang memuat pernyataan Wilhelmus Yoku tersebut, yang dinilai tidak berimbang atau tanpa ada konfirmasi dari beliau sebagai kepala daerah atas tudinggan tersebut.
"Wartawan seharusnya kerja profesional, kalau mau naikan berita harus berimbang apalagi menuduh seorang kepala daerah dengan simbol negara," tegasnya.(*)