Sambung Rustan Saru bahwa, melalui Festival ini juga menjadi ajang bertemunya berbagai suku, Ondoafi, serta pelaku UMKM yang mengangkat hasil kearifan daerahnya masing-masing.
Ia juga mengungkapkan bahwa salah satu program pemerintah ke depan adalah mendorong pelestarian budaya melalui penerapan identitas lokal dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pelayanan publik.
“Ke depan, kita akan buat regulasi agar seluruh pelaku jasa seperti perhotelan, perbankan, dan instansi pelayanan publik menggunakan atribut budaya lokal,"jelasnya.
Sehingga setiap dunia usaha karyawan wajib memakai atribut adat lokal. Contohnya laki-laki memakai topi adat Port Numbay dan perempuan menggunakan tusuk konde khas daerah.
"Ini bagian dari upaya kita melestarikan identitas budaya,”terang mantan anggota DPR Papua ini.
Lanjut Rustan Saru, Pemerintah Kota Jayapura juga berkomitmen menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal agar tidak hilang tergerus pengaruh luar.
Festival seperti ini, menurutnya, merupakan ruang penting untuk menampilkan kreativitas generasi muda Port Numbay melalui seni tari, ukiran, maupun karya kerajinan tangan.
“Budaya harus dijaga dan dipelihara. Jika kita terus mengadakan kegiatan seperti ini, maka budaya Port Numbay akan tetap hidup dan berkembang. Ini ruang yang berharga untuk memperlihatkan kreativitas anak-anak Port Numbay,”tuturnya.