• Senin, 22 Desember 2025

Korban Penembakan KKB di Asmat Murni Warga Sipil, Pernah Test Tentara Tapi Tidak Lolos

Photo Author
- Rabu, 24 September 2025 | 20:22 WIB
Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan

CEPOSONLINE.COM, ASMAT - Klaim pihak KKB jika korban penembakan di Kampung Ulakin, Distrik Kolf Brazar, Kabupaten Asmat bernama Indra Guruwardana (24) adalah aparat, dibantah pihak Kepolisian Resor Asmat. 

Dihubungi media ini, Kapolres Asmat melalui Kabag Ops AKP Okto A. Samosir menegaskan, korban pembantaian KKB tersebut murni warga sipil.  

‘’Dia warga sipil. Bukan, aparat negara,’’ tandasnya. 

Namun diakui Kabag Ops Okto Samosir bahwa korban pernah mengikuti test tentara. Namun tidak lolos. Setelah tidak lolos tersebut, korban cukup lama tidak pulang ke orang tuanya di Kampung Ulakin tersebut. Namun lama tinggal di Senggo, Kabupaten Mappi.   

Kemudian, istri dari ayah korban akan melahirkan, sehingga ayah korban memanggil korban untuk sementara datang ke Ulakin menjaga rumah dan kios orang tuanya tersebut. Karena istri dari ayah korban tersebut akan melahirkan di ibukota Distrik Kolf Brazar yang jaraknya cukup jauh, diperkirakan 2 jam perjalanan dengan menggunakan ketinting.  

‘’Nah, ketika pulang itu, korban kemungkinan membawa senapan angin yang mungkin mirip dengan senjata. Kemungkinan ada masyarakat yang melihat dan beranggapan kalau korban ini lulus tentara dan membawa senjata. Padahal korban tidak lulus tentara,’’ katanya. 

Saat pulang itu, lanjutnya, korban membawa istri dan anaknya yang masih kecil. Saat penembakan itu, ungkap Kabag Ops bahwa sesuai video yang beredar, istri korban yang menggendong anaknya yang masih kecil itu menyaksikan pemembakan yang dilakukan oleh 2 KKB yang masuk ke dalam rumah orang tua korban tersebut. 

‘’Korban ditembak 2 kali, setelah itu jenazah korban diseret dari dalam rumah orang tua korban, kemudian rumah itu dibakar,’’ katanya.    

Kabag Ops menjelaskan bahwa orang tua dari korban penembakan KKB tersebut berada di Kampung Ulakin sebagai tenaga guru.  

‘’Dia tenaga guru di tempat tersebut,’’ jelasnya. 

Sementara itu, sebanyak 9 tenaga Kesehatan (Nakes) dan 2 guru dari ibukota Distrik Kolf Brazar yang mengungsi di Distrik Suator Kabupaten Asmat, karena mengalami trauma, setelah mendengar adanya penembakan KKB terhadap korban Indra Guruwardana di Kampung Ulakin. Padahal, lanjut Kabag Ops Okto Samosir, jarak antara ibukota Kolf Brazar dengan Kampung Ulakin tersebut cukup jauh, sekitar 2 jam perjalanan dengan ketinting. 

‘’Mereka sebenarnya trauma dengan berita-berita kekejaman yang dilakukan KKB terhadap Nakes maupun tenaga pendidik di tempat lain, sehingga ketika mendengar adanya penembakan dan pembakaran di Kampung Ulakin itu, mereka langsung meminta bantuan kepada kita untuk dilakukan evakuasi. Karena petugas kita juga tidak selalu berada di ibukota Distrik Kolf Brazar itu sehingga kita langsung lakukan evakuasi saat mereka minta mengungsi,’’ jelasnya. 

Karena itu, sambung Kabag Ops Okto Samosir, pihaknya belum mendapat informasi terkait dengan pasien yang ada di Puskesmas Kolf Brazar yang menjalani perawatan inap seperti istri dari ayah korban Indra Gurukusuma tersebut. Karena Nakes yang ada di Puskesmas itu telah mengungsi ke tempat yang dianggap aman. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lucky Ireeuw

Tags

Rekomendasi

Terkini

Anggota Polres Asmat Gugur Saat Amankan Warga Mabuk

Minggu, 2 November 2025 | 15:42 WIB

KKB Tembak Warga Sipil di Asmat, Rumah Dibakar

Selasa, 23 September 2025 | 17:21 WIB

Pelaku Penjual Labi labi Ternyata Residivis

Selasa, 24 Desember 2024 | 09:08 WIB
X