"Sudah ada beberapa contoh yang membuat situasi keamanan di Papua mencekam, seperti 2015 saat kasus penembakan Mako Tabuni lalu puncaknya kerusuhan 2019," bebernya.
Dua contoh kasus tersebut menjadi pelajaran bagi Mathius saat dirinya dipercaya memegang tongkat komando Polda Papua.
Mathius yang pernah bertugas sebagai Kapolres Jayapura pun tak ingin dua insiden tersebut kembali terulang saat dirinya menjadi Kapolda Papua.
Buktinya, Mathius berhasil meredam situasi saat prosesi pengantaran jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe pada Kamis (26/12/2023) lalu.
Padahal, ketika itu juga muncul isu yang bisa menyebabkan polemik di tengah masyarakat, khususnya Orang Asli Papua (OAP).
"Meninggalnya pak Lukas itu disertai isu sensitif bagi OAP, tetapi itu akhirnya bisa dilalui dengan komunikasi kebudayaan yang sudah cukup lama kami bangun," imbuhnya.
Sementara itu terkait agenda nasional seperti Pemilu 2024 kali ini, Mathius sendiri telah menyiapkan sejumlah rencana dan langkah-langkah.
Hal itu dilakukan untuk meminimalisir adanya konflik dari dampak Pemilu tersebut.
"Saya menginisiasi dengan seluruh pihak untuk mengamankan agenda nasional. Sudah dipersiapkan langkah antisipasi bila proses Pemilu akhirnya memanas," sambungnya.
Baca Juga: Usai Dibakar KKB, Begini Kondisi Terkini SMKN 1 Oksibil
Jenderal yang lahir pada 6 Januari 1968 tersebut menjelaskan, antisipasi tersebut bisa dilakukan dengan berkomunikasi dengan seluruh pihak.
Mathius sendiri selalu berusaha menjadi jembatan dalam menjalin komunikasi agar bisa menemukan jalan atau solusi yang terbaik dari permasalahan itu.
"Yang paling penting itu komunikasi, saya selalu berusaha menjadi jembatan komunikasi ke semua pihak, untuk mencari jalan untuk mencapai hasil terbaik," kata Mathius lagi.
Kendati begitu, dikatakan Mathius lebih lanjut, perlu adanya perbaikan untuk menuju tahun 2029 mendatang.