• Senin, 22 Desember 2025

Gubernur Papua: Jika Masih Ada yang Tolak Pasien, Saya Copot dari Jabatan Direktur Rumah Sakit

Photo Author
- Kamis, 20 November 2025 | 19:19 WIB
Gubernur Papua, Matius Fakhiri, saat diwawancara Cenderawasih Pos di ruang kerjanya. (CENDERAWASIH POS/ELFIRA)
Gubernur Papua, Matius Fakhiri, saat diwawancara Cenderawasih Pos di ruang kerjanya. (CENDERAWASIH POS/ELFIRA)

CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA - Seorang ibu hamil bernama Irene Sokoy, warga Sentani. Meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya setelah diduga mengalami penolakan layanan di beberapa rumah sakit di Jayapura.


Apa yang dialami Irene kemudian memantik kemarahan publik di media sosial, dan kasus penolakan pasien di rumah sakit, masih terus terjadi di atas tanah ini.


Gubernur Papua, Matius D Fakhiri mengatakan bahwa ini menjadi evaluasi besar. Ia juga sudah menanyakan persoalan ini kepada kepala dinas setempat.


“Kemarin laporan dari kepala dinas, mereka sudah melakukan evaluasi di sana (Kabupaten Jayapura), nanti saya panggil untuk memintai laporannya,” kata gubernur, menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos, Kamis (20/11/2025).


Gubernur menegaskan bahwa, menyangkut kesehatan, tidak boleh ada rumah sakit maupun puskesmas yang menolak pasien.


“Tidak ada lagi yang menolak pasien, ini tidak bisa tawar menawar. Karena sudah diatur dalam undang-undang, jika masih ada yang menolak (pasien), saya akan copot dia dari direktur rumah sakit,” tegasnya.


Sambung Gubernur Fakhiri, ketika ada pasien yang datang berobat maka jangan dipersulit.


“Jangan tanya kapasitas pasien (saat datang berobat), terima dan layani dulu, jadi tidak ada lagi tawar menawar. Saya pikir sudah sangat jelas saya sampaikan sewaktu melakukan sidak di RSUD Dok II, kejadian di Sentani tak boleh terulang lagi,” ungkapnya.


Setelah ini, Gubernur Fakhiri akan melakukan evaluasi terhadap rumah sakit milik pemerintah. Rumah Sakit Dok II, Rumah Sakit Abepura dan Rumah Sakit Jiwa.


“Setelah itu, saya juga akan turun ke kabupaten/kota. Semua akan ada bagian saya sidak, maka itu saya minta dan ingatkan kepada semua direktur rumah sakit pemerintah yang ada di kabupaten/kota harus mengambil langkah-langkah yang sama,” pungkasnya.


Sementara itu, informasi yang beredar di media sosial adalah Irene Sokoy yang dalam kondisi hamil meninggal dunia diduga megalami penolakan dari beberapa rumah sakit. Jenazah telah dimakamkan pada Rabu (19/11/2025).


Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Irene sempat diantar ke Rumah Sakit Yowari pada pukul 03:00 WIT untuk melahirkan. Saat itu menggunakan speed dari Kampung Kensio. Namun kemudian, dirujuk ke Rumah Sakit Abepura dan tidak dilayani.


Irene juga sempat dibawa ke RS Dian Harapan dan RS Bhayangkara, saat hendak menuju RS Dok II Jayapura, Irene meninggal dunia dalam perjalanan. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

Rekomendasi

Terkini

X