• Senin, 22 Desember 2025

Nostalgia Polda Papua, Akui Pencarian Bule Satu Ini Paling Melelahkan

Photo Author
- Selasa, 31 Desember 2024 | 21:40 WIB
Foto pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens (tengah) saat masih disandera Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya di Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. (Foto : Istimewa)
Foto pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens (tengah) saat masih disandera Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya di Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. (Foto : Istimewa)

CEPOSONLINE.COM,JAYAPURA - Pembebasan Pilot Susi Air yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya dan perang suku di Puncak Jaya menjadi kasus paling menyolok yang ditangani oleh Polda Papua selama tahun 2024.

Ini mengulang nostalgia sulitnya aparat keamanan membebaskan sosok pria bule asal New Zealand tersebut.

Itu diakui Polda Papua dalam refleksi akhir tahun 2024 yang dipimpin langsung oleh Kapolda Papua, Irjen Petrus Patrige Rudolf Renwarin, Selasa (31/12/2024).

Kapolda menyebutkan pembebasan Pilot, aksi kekerasan bersenjata dan perang suku cukupmenguras energi.

"Dinamika perkembangan situasi dan kondisi kamtibmas di Papua seperti aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata dan perang suku, secara umum dapat dikendalikan dan dikondisikan dengan baik oleh anggota melalui pendekatan yang persuasif dan humanis serta bantuan dari berbagai elemen masyarakat," jelas Patrige.

Ia menyebut selama 2024 tercatat sebanyak 37 personel TNI-Polri menjadi korban KKB, baik penembakan maupun penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dan terluka.

"37 personel itu tercatat 16 anggota TNI gugur dan terluka, sisanya 11 orang anggota Polri, delapan orang diantaranya gugur. Untuk warga sipil tercatat 29 orang meninggal dan 27 orang lainnya luka-luka," sambung Patrige.

Sementara itu untuk anggota KKB sendiri tercatat 27 orang meninggal dan 12 lainnya terluka.

Lebih lanjut Kapolda menyampaikan pendekatan negosiasi menjadi faktor utama keberhasilan Polda Papua dalam mengendalikan dan mengkondisikan situasi kamtibmas di Papua, salah satu contoh pengendalian yaitu kasus perang suku di Puncak Jaya dan di beberapa daerah lainnya.

Kendati demikian Kapolda mengakui masih banyak hal–hal yang kurang dan belum terselesaikan oleh Polda Papua.

”Tentunya masih terdapat berbagai kekurangan yang harus kami perbaiki pada capaian kinerja Polri di tahun 2025,” tutupnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lucky Ireeuw

Tags

Rekomendasi

Terkini

X