CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA-Sekitar pukul 17. 00 WIT, lonceng Gereja di Stasi Agustinus, Paroki St. Petrus dan Paulus Argapura, mulai berbunyi. Sejumlah umat mulai berdatangan dengan mengenakan pakian berbalut putih hitam, hingga pukul 17.40 umat memenuhi gedung dan halaman gereja.
Tepat pukul 18.00 WIT misa Kamis Putih dimulai, misdinar serta lektor, bersama Uskup Emeritus Leo Laba Ladjar OFM, selaku pemimpin misa, berarakan menuju altar gereja. Sembari menyanyikan lagu pembukaan yang dipandu oleh anggota koor (Paduan suara).
Prosesi misa malam Kamis Putih di Gereja yang letak di Kelurahan Entrop, Distrik Jayapura selatan itu, tampak berlangsung khuyuk penuh khidmat.
Dalam homilinya Uskup Leo menyampaikan misa Kamis Putih dirayakan dengan Ekaristi, tujuannya untuk mengenang kembali perjamuan terakhir bersama Yesus.
"Tapi juga untuk mengenangkan kembali pengurbanan tubuh dan darahnya (Yesus red) yang ditumpahkam untuk kita," ucap Uskup Leo saat homili.
Ia mengajak seluruh umat Katholik, untuk ambil bagian dari kisah Yesus itu dengan mengikuti ekaristi Kamis Putih secara khyusuk.
"Karena pada malam perjamuan kudus bersama muridnya dia memberikan roti dan anggur serta membasuh kaki 12 muridnya, sebagai bentuk perpisahan, atas kisah ini saya ajak kita semua ambil bagian dengan perayaan ekaristi," ajaknya.
Hal lain dari malam Kamis Putih, kata Uskup Emiritus Leo, mengenang kasih Yesus yang mendalam, dimana dia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, demi mengasihi umat manusia.
Hal itupun ditandai dengan pembasuhan kaki murid muridnya.
"Cuci kaki ini menandakan bahwa Yesus mencurahkan hatinya, untuk keselamatan kita umat manusia, sehingga malam ini juga kita sebagai Umat Katholik tradisi pembasuhan kaki itu juga kita lakukan," ungkap Leo.
"Cuci kaki ini juga lambang cinta kasih Yesus, kepada kita, oleh karenanya kita merayakan malam paskah ini dengan penuh suka cita," sambungnya.
Leo mengatakan kisah perjamuan dan pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus kepada muridnya ini memberikan pesan kepada manusia untuk selaku membersihkan diri dari segala dosanya.
Misalnya di dalam kehidupan keluarga, suami istri saling membersihkan jiwa, saling mengasihi sesama, karena itulah bagian dari pembersihan kaki yang dilakukan Yesus kepada muridnya," tuturnya.
Sebab lanjutnya pembasuhan kaki ini bagian dari kasih Yesus kepada umat manusia, oleh sebabnya itu diajak umat Katholik untuk saling mengasihi sesama.
"Kasih sesama ini terlihat sederahana, tapi jika dilakukan secara terus menerus maka akan memberikan makna yang besar dalam kehidupan kita," pungkasnya (*)