CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA -Proses pengangkatan pejabat eselon di lingkup Pemprov Papua pada Jumat (15/03/2024) siang ini mendapat warning agar pemerintah memperhatikan apa yang menjadi poin atau semangat dari pemekaran provinsi.
“Kami mengingatkan agar pemerintah provinsi tidak salah langkah dan tetap memprioritaskan putera-puteri Tabi – Saireri dengan tetap berpatokan 80 – 20,” kata Boy Markus Dawir, salah satu anggota DPR Papua dari Fraksi Demokrat, Jumat (15/03/2024) siang.
Boy Dawir menekankan bahwa pemekaran hadir salah satu poinnya adalah untuk memberdayakan potensi anak daerah dari provinsi tersebut. Bukan justru mengenyampingkan dan mengambil dari luar.
“Itu karena semangat kita untuk menerima pemekaran Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan termasuk Papua Barat Daya ini adalah untuk memberdayakan seluruh potensi putera-puteri daerah yang ada di daerah tersebut,” beber Boy Dawir.
Jadi untuk pelantikan yang rencananya dilakukan pukul 14.00 WIT jika ternyata didominasi oleh mereka yang bukan dari Tabi-Saireri artinya pemerintah sendiri yang mengkhianati semangat pemberdayaan di masing – masing wilayah tadi.
“Saya minta tegas kepada Pj Gubernur Papua dan Sekda untuk tidak main-main dalam pengangkatan ini. Jangan kita sudah tutup mulut dan menyetujui soal pemekaran tapi akhirnya makna atau roh pemekaran itu sendiri tidak dijalankan,” tegasnya.
Ia mengingatkan agar jangan sampai pengisian jabatan di Pemprov Papua malah putra-putri Tabi – Saireri mendapatkan porsi yang kecil. Jika itu terjadi maka dipastikan akan menimbulkan protes.
“Mari berdayakan anak negeri untuk menduduki eselon II, eselon III dan eselon IV di lingkup Pemprov Papua. Sebab kami pikir mereka juga memiliki kemampuan yang baik,” ucap Boy Dawir.
"Sekali lagi dari Papua induk juga memiliki kemampuan yang tidak kalah, jangan sampai malah dikesampingkan. Kami mendukung putera-puteri di Papua Selatan menduduki jabatan di daerahnya termasuk di putera puteri di Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Barat Daya termasuk yang ada di Tabi-Saireri ini jangan sampai diabaikan,” tutupnya. (*)