Program Koperasi Merah Putih dirancang sebagai pusat kegiatan ekonomi desa. Koperasi ini akan mengelola:
1. Gerai sembako untuk penyediaan barang subsidi seperti gas, beras, dan minyak goreng.
2. Gerai klinik desa dan apotek untuk pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Gudang penyimpanan hasil panen serta fasilitas logistik dan transportasi yang mendukung distribusi produk ke pasar yang lebih luas.
Lanjutnya, Koperasi ini tidak berdiri sendiri. Mereka membangun kemitraan dengan kelompok tani, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), usaha swasta, hingga akademisi. Inilah pendekatan pentahelix, di mana semua pihak duduk bersama demi satu tujuan yaitu mensejahterakan rakyat.
Gubernur Meki menambahkan masuknya penerbangan Batik Air ke Papua Tengah menjadi momentum penting untuk mempercepat distribusi produk koperasi ke pasar regional, nasional, bahkan internasional.
“Ini kesempatan emas bagi kita untuk mengendalikan inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua Tengah,” tambahnya.
Peluncuran Koperasi Merah Putih menjadi simbol hadirnya negara di tengah masyarakat Papua Tengah. Dengan penguatan kelembagaan ekonomi rakyat, ditambah peningkatan infrastruktur dan layanan transportasi, Papua Tengah bertekad menjadi pilar pembangunan ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.
“Dengan koperasi, kita memastikan pertumbuhan ekonomi yang mengakar kuat di hati masyarakat melalui inklusi ekonomi,” pungkas Gubernur. (*)