• Senin, 22 Desember 2025

Dianggap Paling Dahsyat, 7 Warga Tewas Tertimbun Longsor

Photo Author
- Sabtu, 8 Januari 2022 | 12:00 WIB
Warga terdampak banjir di Pasar Youtefa melintas di genangan air yang sudah surut, pada pukul 17.00 WIT, kemarin (7/1). Banjir awal tahun 2022 ini disebut menjadi banjir terdahsyat yang pernah terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. (Gamel/Cepos)
Warga terdampak banjir di Pasar Youtefa melintas di genangan air yang sudah surut, pada pukul 17.00 WIT, kemarin (7/1). Banjir awal tahun 2022 ini disebut menjadi banjir terdahsyat yang pernah terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. (Gamel/Cepos)

-
Sejumlah warga mengusung jenazah Asniati salah satu korban tanah longsor usai disalatkan di masjid Agung Jayapura, kemarin. (Gamel/Cepos)




-
Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., turun langsung meninjau salah satu lokasi pemukiman yang terendam banjir, kemarin. (Ayu/Cepos)

-
Salah seorang Warga kompleks depan SMKN 5 Jayapura saat menyelamatkan kucing akibat banjir Jumat (7/1) pagi. (Elfira/Cepos)

JAYAPURA-Hujan deras yang menyelimuti Kota Jayapura hingga Kabupaten Jayapura, Jumat (7/1)  dini hari kemarin memakan korban jiwa.


Tercatat ada 7 orang ditemukan tewas tertimbun longsor. Ini menambah panjang catatan kelam musibah yang berkaitan dengan curah  hujan di Jayapura.


Dari catatan Cenderawasih Pos musibah serupa pernah terjadi pada Februari  2015, lalu 3 Agustus 2017, kemudian 16 Maret 2019 dan 7 Januari 2022 kemarin. Namun dari semuanya, warga mengaku bahwa banjir Jumat (7/1) kemarin menjadi yang terdahsyat selama ini.


Hingga kemarin tim Basarnas maupun aparat keamanan dibantu komponen masyarakat lainnya masih bahu membahu mengevakuasi dan membereskan sisa – sisa banjir.


Data korban yang diterima Cenderawasih Pos yaitu korban di APO Bengkel bernama Anthoneta Sables lalu korban di Jalan Nirwana I Dok V yakni Simion Itlay, Teo Itlay dan Joni Itlay sedangkan dua korban tewas lainnya di Bhayangkara yakni Djunaedi dan istrinya Sutarti yang merupakan mertua dari Karo SDM Polda Papua, Kombes Pol Nanang Djunaedi. Sementara seorang wanita di Klofkamp bernama Asniati juga ditemukan tewas tertimbun tanah longsor.


Selain korban tewas, ada juga korban yang mengalami luka-luka yakni keluarga dari almarhum Antoneta yakni Jeyn Regina dan Yanti Martina Veronika yang tengah menjalani perawatan karena ditemukan kritis sedangkan korban lain yang masih dalam perawatan adalah Briptu Azid Ainum Naim yang merupakan sopir dari Karo SDM Polda Papua.


Ia mengalami luka patah pada bagian rusuk dan dirawat di RS Provita. Lalu Bripda Jordan yang juga sopir Karo SDM yang mengalami luka sobek pada bagian kaki dan tangan.


Korban lain  di Jalan Nirwana yang masih dirawat yaitu Otika Hisage dan Peles Itlay. Jenasah mertua Kombes Pol Nanang Djunaedi sendiri siang kemarin sudah diterbangkan ke Tulung Agung, Jawa Timur. Sedangkan jenazah Asniati langsung disalatkan di Masjid Agung Jayapura dan dimakamkan di pemakaman umum Buper Waena sedangkan tiga jenasah di Jl Nirwana telah diambil pihak keluarga.


Wakapolresta Jayapura Kota, AKBP. Supraptono yang dikonfirmasi membenarkan jika data yang dihimpun pihak kepolisian mendapati ada 7 warga yang tewas dari musibah banjir dan longsor kemarin. “Ada 7 yang meninggal dan semua dampak dari tertimpa longsoran dan lokasi kebanyakan di bawah lereng semisal di APO dan di Bhayangkara juga begitu,” kata Supraptono saat dihubungi siang kemarin.


Namun  disini Supraptono belum bisa memastikan apakah jumlah korban akan bertambah atau dipastikan hanya 7 orang saja. Pasalnya hingga kini cuaca masih belum menentu dan dari hujan kemarin diprediksi masih  akan berlanjut. Ini yang menurut Praptono perlu diantisipasi dan polisi lanjut dia menghimbau agar warga yang bermukim disekitar lereng untuk lebih peka membaca situasi.


“Jika curah hujan tidak kunjung reda dan sudah malam maka kami sarankan untuk berpindah ke lokasi yang lebih aman. Jangan justu bertahan karena bisa berpotensi jatuh korban,” jelasnya.


Polres Jayapura Kota sendiri bersama TNI lebih mengutamakan bagaimana menolong korban kemudian membantu para korban yang selamat  kemudian dibawa ke rumah sakit termasuk korban banjir yang kami evakuasi. Jadi tak hanya korban longsor tapi ada juga korban banjir. “Kalau curah hujan tidak reda kami minta cari tempat yang aman apalagi jika hujannya malam hari. Tapi kami bersyukur karena hingga kini belum ada lokasi pengungsian meski kami di Polres juga siap untuk menampung hanya saja nampaknya  warga lebih memilih berkumpul dengan keluarganya,” beber Praptono.


Sementara beberapa pedagang di Pasar Youtefa yang ditemui mengaku banjir kali ini paling besar dibanding yang sudah – sudah. Itu bisa dilihat dari genangan air yang tidak hanya berada di pusat pasar tetapi sampai ke jalan menuju pasar. Bahkan ketinggian air di tengah pasar menurut beberapa pedagang ada yang mencapai 3 meter. Alhasil tak sedikit yang malam itu harus nginap di atap atau loteng.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Persiapan Mandatori B50 Harus Clear and Clean

Kamis, 13 November 2025 | 22:33 WIB

MIRIS! Dapur MBG Kekurangan Ahli Gizi Berpengalaman

Sabtu, 27 September 2025 | 12:06 WIB
X