CEPOSONLINE.COM, MIMIKA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika menggelar pertemuan koordinasi pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), bertempat di Ballroom Grand Tembaga Hotel Timika, Selasa (4/11/2025).
Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan serta kepala dari 10 Puskesmas di wilayah Kota Timika ini dilaksanakan guna membahas strategi peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di wilayah Kabupaten Mimika.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Linus Dumatubun, mengatakan pihaknya sedang melakukan pemetaan cakupan imunisasi di setiap kampung dan kelurahan.
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui wilayah dengan capaian imunisasi yang masih rendah, sehingga bisa segera dilakukan imunisasi kejar.
“Kita prioritaskan 10 Puskesmas dalam kota, karena sasaran terbesar ada di wilayah itu. Imunisasi kejar dilakukan bagi anak-anak yang belum lengkap imunisasinya baik bayi, balita maupun anak sekolah dalam program BIAS,” kata Linus saat diwawancarai, Selasa siang.
Lebih lanjut dikatakan, program BIAS dilaksanakan setiap tahun mulai bulan Agustus sampai dengan November.
Namun sampai saat ini cakupan imunisasi di Mimika masih jauh dari target nasional yaitu 95%, di mana capaian IDL per September 2025 baru mencapai sekitar 50%.
“Ada dua Puskesmas yang cakupannya masih sangat rendah, yakni Puskesmas Ayuka dan Bintuka, di bawah 50 persen.”
“Ini jadi pekerjaan rumah kami untuk dua bulan ke depan,” ungkapnya.
Keberhasilan program imunisasi tidak hanya bergantung pada tenaga kesehatan, namun diperlukan dukungan dari semua sektor yang ada di Mimika. Mulai dari pemerintah kampung, kelurahan, RT/RW, sekolah, dan orang tua untuk mengedukasi masyarakat dan mendorong anak-anak mengikuti imunisasi, baik di sekolah, Puskesmas, maupun Posyandu.
“Kalau hanya Puskesmas yang bekerja, target tidak akan tercapai. Harus ada peran kader, perangkat kampung, dan sekolah untuk aktif mengingatkan masyarakat,” kata Linus.
Ia menambahkan, imunisasi yang diberikan saat ini merupakan vaksin rutin nasional yang telah lama digunakan, bukan vaksin baru.
Karena itu, masyarakat diimbau tidak ragu untuk membawa anak-anak mereka mengikuti imunisasi yang sepenuhnya gratis.
“Kami harap masyarakat memahami bahwa imunisasi ini kegiatan rutin tahunan. Kalau cakupan meningkat, maka akan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) yang bisa mencegah terjadinya wabah penyakit di Mimika,” ungkapnya.