CEPOSONLINE.COM, MIMIKA – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Mimika Abraham Kateyau dan Bupati Mimika Johannes Rettob akhirnya angkat bicara mengenai jargon “Mimika Rumah Kita” yang belakangan dikritik masyarakat Kabupaten Mimika.
Menanggapi persoalan ini, Pj Sekda Mimika, Abraham Kateyau, kepada wartawan, Rabu, 17 September 2025 menegaskan bahwa anggapan tentang jargon “Mimika Rumah Kita” menggantikan semboyan “Eme Neme Yauware” merupakan suatu kekeliruan.
Abraham mengatakan, semboyan Kabupaten Mimika yakni “Eme Neme Yauware” tidak pernah diganti oleh pemerintah daerah.
Kata Abraham, semboyan adalah semboyan dan filosofi hidup masyarakat Mimika yang tidak pernah diubah.
“Istilah “Mimika Rumah Kita” yang belakangan ramai dibicarakan hanyalah sebuah tagline yang lahir dari pengembangan konsep Mimika Smart City.
Brand tersebut tidak pernah dimaksudkan untuk menggantikan filosofi adat yang sudah hidup dalam keseharian masyarakat Mimika,” kata Abraham.
Sementara itu, Bupati Mimika, Johannes Rettob pun menyampaikan hal yang sama.
Ia meluruskan kesalahpahaman publik terkait penggunaan jargon “Mimika Rumah Kita” yang belakangan ini menjadi persoalan di tengah-tengah masyarakat.
Johannes menegaskan bahwa anggapan itu tidaklah benar serta tidak berdasar.
Menurut Johannes, “Mimika Rumah Kita” adalah jargon atau sebuah lebel daerah dalam rangka mendukung program Mimika Smart City.
Jargon lengkapnya kata Bupati yaitu “Mimika Rumah Kita, Negeri Seribu Sungai dan Sejuta Bakau” yang menggambarkan kekayaan alam dan keberagaman masyarakat di Kabupaten Mimika.
“Rumah dalam konteks ini adalah milik orang Amungme dan Kamoro yang ditinggali bersama masyarakat dengan berbagai latar belakang budaya, agama, dan suku yang kini hidup berdampingan,” jelas Johannes.
“Artinya, Mimika ini rumah orang Kamoro dan Amungme, (Honai dan Karapao).”
“Orang Kamoro dan Amungme di dalam rumah ini sebagai tuan rumah, banyak orang datang. Berbagai budaya, suku, agama dan bahasa,” lanjutnya.