CEPOSONLINE.COM, MERAUKE – Banjir yang merendam sejumlah kampung di Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, memaksa warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Banjir ini juga merusak padi siap panen, dan tanaman lain milik warga.
Dilaporkan, banjir telah merusak sekitar 10 hektar penangkaran bibit padi milik pemerintah yang siap panen.
Baca Juga: Tinjau Banjir di Kurik, Ini yang Dilakukan Pj Gubernur Apolo Safanpo ke Warga Terdampak
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Merauke Josefa Rumaseuw, mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi di Kurik tersebut merusak sekitar 10 hektar penangkapan bibit padi yang berada di BBI Kurik, Kabupaten Merauke.
Baca Juga: Bahlil Lahadalia: Investasi Tebu Diarahkan untuk Gula dan Etanol di Merauke Papua Selatan
Kerusakan akibat terendam banjir ini, lanjut Josefina Rumaseuw menyebabkan pihaknya harus kehilangan bibit padi sekitar 21 ton.
“Perkiraan kami untuk lahan seluas 10 ha bibit yang ada di penangkaran tersebut sekitar 21 ton,’” kata Josefa Rumaseuw kepada Cenderawasih Pos, Jumat (17/5/2024).
Baca Juga: Sempat Membuat Ratusan Sapi Mati, Merauke Dinyatakan Bebas Anthraks
Namun diakui, untuk mendapatkan sertifikasi bibit yang disiapkan dari penangkaran tersebut akan melalui sejumlah tahapan mulai dari saat persiapan, tanam, kemudian pemupukan, lalu panen sampai bersertifikat.
“Yang kami tanam dan kembangkan di lahan penangkaran tersebut adalah padi jenis Impari 32. “
“Tapi di beberapa tempat kami juga memberikan benih swadaya,” terangnya.
Untuk tahun 2024 ini, Josefina Rumaseuw menjelaskan bahwa Pemerintah menyiapkan dan akan memberikan bibit gratis untuk 5.000 hektar, di mana setiap hektarnya disiapkan 25 kilogram.