CEPOSINLINE.COM, JAYAPURA - Setelah menempuh perjalanan laut selama lebih dari 16 jam dari Kota Jayapura, Calon Gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM) bersama rombongan yang melakukan safari politik tiba di Kabupaten Mamberamo Raya, Kamis (19/6/2026) subuh.
Meski kelelahan setelah perjalanan panjang, BTM tak langsung menuju tempat istirahat nkan memilih berjalan kaki menyusuri pedagang pasar yang ada sekitar Dermaga Kampung Teba, Mambramo Raya.
Di Kampung Teba, BTM menyapa para pedagang yang sudah lebih dulu membuka lapak di tepi dermaga.
Dengan senyum ramah, ia menyalami satu per satu pedagang sambil membeli dagangan mereka mulai dari ikan, sayuran, hingga kerang. Tak sedikit dari mereka yang terkejut sekaligus terharu atas kehadiran tokoh yang selama ini mereka kenal hanya lewat media.
"Terima kasih pak BTM. Ini berkat luar biasa bagi kami pagi ini," ungkap Somalena, seorang mama penjual kerang.
Setelah berkeliling pasar, BTM melanjutkan pertemuan dengan warga setempat. Dalam dialog yang berlangsung hangat, sejumlah warga menyampaikan keluh kesah mereka.
Fernando Inggimamba, warga Kampung Teba, mengungkapkan berbagai persoalan mendasar yang mereka hadapi diantaranya penyediaan air bersih, listrik, jaringan telekomunikasi, dan sulitnya pemasaran hasil laut.
"Kadang hasil tangkapan kami tidak laku karena tidak ada pasar. Padahal ikan dan kerang di sini (Mambramo Raya red) sangat banyak," ujar Fernando.
Keluhan serupa juga disampaikan Rosa Naomi Konyanan, guru honorer di SD Inpres Warembori. Ia menceritakan kisahnya yang sudah lebih dari 15 tahun mengabdi tanpa pengangkatan sebagai guru tetap.
"Belum juga diangkat, bapak," katanya.
Menanggapi hal itu, BTM menyampaikan bahwa setiap masalah pasti punya solusi selama pemimpin mau hadir dan mendengar.
"Air bersih bisa diolah, seperti di Kalimantan. Soal jaringan, program kami bersama Contant Karma sudah memasukkan penambahan BTS di wilayah terluar,”
“Pemasaran hasil laut bisa kita buat skema kerja sama. Misalnya hasil tangkapan dibeli pemerintah lalu disalurkan ke mal atau swalayan. Pemerintah harus jadi jembatan, bukan penonton," tegasnya.
BTM juga menyinggung komitmennya untuk memanfaatkan dana Otsus sepenuhnya bagi kebutuhan rakyat.