“Saya pikir Wali Kota sekarang sangat terbuka menerima aspirasi. Tapi disisi lain beliau mengajak agar disampaikan lewat dialog, bukan aksi pemalangan dan demo, supaya ekonomi tumbuh, investasi jalan, dan kota ini bisa lebih baik,” jelasnya.
Lanjut Barto bahwa, Kota Jayapura sebagai kota jasa dan ibu kota dari Provinsi Papua dan pusat aktivitas pembangunan, sehingga perlu dijaga stabilitas dan keterbukaannya.
Ia juga membantah anggapan bahwa pernyataan Walikota adalah upaya pengalihan isu dari polemik tambang atau konflik lainnya.
“Itu murni respons dari dialog masyarakat. Tidak ada kaitannya dengan isu tambang atau pengalihan apapun. Jangan semua hal dibawa ke arah politik,"tegasnya.
Sambung Barto bahwa fenomena ini kembali menggaris bawahi pentingnya menyampaikan informasi secara utuh dan bertanggung jawab.
Dalam lanskap politik yang kian terpolarisasi, setiap kalimat yang keluar dari mulut pejabat publik berpotensi dimanipulasi jika dipisahkan dari konteksnya.
Pasalnya sebagaimana pesan Walikota dalam video lengkapnya bahwa membangun Kota Jayapura tidak cukup dengan retorika dan pemalangan, tetapi membutuhkan dialog, keterbukaan, dan kolaborasi semua pihak. " Satu hal yang perlu kita ketahui bersama bahwa apa yang terlihat di layar kecil, tak selalu mencerminkan kenyataan besar di lapangan,"ucap Bato.
Barto kini meminta kepada masyarakat di Kota Jayapura jangan terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan momentum ini untuk merusak nama baik Wali Kota Jayapura.
Selain itu juga merusak hubungan Wali Kota yang juga adalah pemimpin adat dengan tokoh2 papua pegunungan serta masyarakat papua pegunungan yang sudah menjadi warga Kota Jayapura."Mari kita bersama-sama menjaga kota ini agar aman dari segala masalah dan jangan kita buat sesuatu tindakkan yang banyak merugikan orang banyak,"pungkas Barto. (*).