CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA - Jembatan penyeberangan orang (JPO) Padang Bulan, Distrik Abepura, Kota Jayapura kian memperihatinkan dan mengancam keselamatan pengguna.
JPO yang dulunya digemari oleh warga dan anak-anak sekolah untuk menyebrang, serta menjadikannya sebagai tempat swap foto, kini tinggal kenangan dengan banyak tumpukan sampah.
Kesadaran warga menggunakan JPO tersebut mulai menurun. Fakta ini terlihat ketika Cenderawasih Pos melakukan pemantauan, Kamis (8/5/2025). Pengguna jembatan tampak sepi, meski sudah memasuki waktu aktivitas kerja.
Kondisi ini terjadi dikarenakan bagian atap dari JPO terlihat rapuh dan rusak, permukaan jalan tak lagi rata bahkan beberapa bagian lantainya bolong.
Di sudut lain, tumpukan sampah plastik, botol minuman keras mengotori sisi jembatan.
Sementara itu, cat pembatas sebagian besar telah pudar, menyisakan warna kusam yang menyatu dengan debu dan kotoran.
Kemudian beberapa bagian dari besi penyangga JPO itu terlihat karatan dan kropos. Lampu penerangan dan rambu-rambu jembatan pecah dan rusak, hingga pagar pengaman jembatan terdapat bolong besar.
Sina (18), seorang mahasiswa di STFT Abepura mengatakan bahwa kondisi tersebut telah terjadi sejak lama. Namun tidak ada perhatian serius dari instansi terkait.
Dirinya mengaku terkadang engan untuk melintasi JPO tersebut, karena takut sesuatu yang akan terjadi tiba-tiba.
"Sejak lama kita takut untuk melintas, takut jatuh. Apalagi beberapa bagian lantainya telah rusak dan bolong, terkadang juga licin karena hujan masuk. Besi-besi penyangga juga sudah mulai karatan," kata Sina kepada Cenderawasih Pos di JPO Padang Bulan.
Sina mengaku, dahulu ia sering mengunakan jembatan tersebut untuk penyebrangan ke kampus. Namun karena kondisinya sudah mulai rusak dan tidak lagi terawat, dirinya lebih memilih untuk berjalan kaki ketimbang mengunakan JPO.
Ia pun berharap pemerintah segera memperhatikan jembatan tersebut. Mengingat JPO dikelilingi sejumlah sekolah dari tingkat TK, SD, SMP hingga perguruan tinggi dan sangat membantu pelajar untuk menyebrang.
Di tempat yang sama, Amos (15) salah satu siswa SMP Advent mengatakan sejak lama dirinya tak lagi mengunakan JPO untuk menyebrang mengingat kondisinya yang sangat prihatin.
Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya JPO. Sebab, angkutan umum yang tertumpuk saat menunggu penumpang di lokasi ini mengganggu pejalan kaki.