Istana Gubernur ini kemudian digunakan sebagai rumah jabatan Gubernur Papua hingga saat ini.
Gedung ini sempat direnovasi pada 2013 ketika Lukas Enembe pertama menjabat sebagai Gubernur Papua.
Istana Gubernur Papua atau yang lebih sering disebut Gedung Negara itu akhirnya rampung dan diresmikan oleh Gubernur Lukas Enembe pada April 2017.
Hasil renovasi Gedung Negara yang digagas Gubernur Lukas Enembe ini membuatnya terlihat seperti White House atau Gedung Putih di Amerika Serikat.
Menariknya, Gedung Negara ini memiliki banyak corak tradisional khas Papua.
Sebut saja seperti model atap yang dibuat menyerupai rumah Honai pada bagian kubah. Terdapat lima kubah yang menghiasi bagian atas bangunan Gedung Negara.
Adapun Honai sendiri merupakan rumah tradisional dari suku asli masyarakat Pegunungan Papua.
Selain kubah Honai, ukiran dan hiasan di dalam Gedung Negara juga mencakup 5 wilayah di Papua, di antaranya seperti Asmat (kabupaten di wilayah Papua Selatan), dan Sentani (Ibu kota Kabupaten Jayapura).
Tak hanya itu, tiang-tiang dan pilar-pilar fondasi Gedung Negara juga memiliki desain unik berbentuk Tifa, alat musik tradisional khas Papua.
Bahkan, Pemerintah Provinsi Papua juga membangun Kantor Kepresidenan di dalam kompleks Gedung Negara. Kantor Kepresidenan ini nantinya dapat digunakan Presiden RI ketika berkunjung ke Papua.
Diketahui, Kantor Kepresidenan ini dibangun sesuai standar rumah peristirahatan kepala negara yang dilengkapi sistem keamanan ketat dan berlapis, satu di antaranya adalah 50 kamera pengintai yang terpasang.
Sebagai tambahan, kompleks Gedung Negara memiliki aula, tempat olahraga, kediaman Gubernur Papua, taman, kantor staf khusus gubernur, air mancur, helipad, hingga kolam renang. (*)
Sumber: Sejarah Sosial Daerah Irian Jaya dari Hollandia ke Kotabaru 1910 - 1963
Studi Kasus Migrasi di Papua: Perkembangan Kota Hollandia 1944 - 1962