• Senin, 22 Desember 2025

Di Pantai Skouw, 55 Tukik Penyu Belimbing Dilepasliarkan

Photo Author
- Senin, 19 Februari 2024 | 13:30 WIB
Proses pelepasan 55 ekor tukik Penyu Belimbing yang dilakukan Komunitas Rumah Bakau Jayapura bersama Kelompok Pemerhati Penyu, Baleme di Pantai Skouw, Minggu (18/2).  (Ceposonline.com/Gamel)
Proses pelepasan 55 ekor tukik Penyu Belimbing yang dilakukan Komunitas Rumah Bakau Jayapura bersama Kelompok Pemerhati Penyu, Baleme di Pantai Skouw, Minggu (18/2). (Ceposonline.com/Gamel)

CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA – Kondisi perairan dan pantai di sepanjang Skouw Distrik Muara Tami nampaknya masih menjanjikan bagi satwa penyu untuk mendarat dan bertelur.    

   Hanya sayangnya hingga kini intensitas pendaratan hewan bercangkang itu mulai terjadi penurunan.

   Menurut warga, dahulu penyu bisa naik pagi, siang dan malam tak mengenal waktu, namun kini harus menunggu waktu bertelur yang biasa dilakukan Maret hingga Agustus.

   Tercatat ada 5 jenis penyu yang kerap menitipkan telur – telurnya pantai ini dan salah satu jenisnya adalah Penyu Belimbing atau Dermochelys coriacea 

   Seperti yang terlihat pada proses pelepasan tukik penyu belimbing pada Minggu (18/2) yang dilakukan Kelompok Penyelamat Penyu, Baleme dan Rumah Bakau Jayapura. 

   Setelah ditangkar selama 15 hari, sebanyak 55 tukik penyu terbesar di dunia ini akhirnya menetas kemudian dilepas ke laut.  

    Salah satu tokoh masyarakat Skouw, Jean Rollo menyampaikan bahwa upaya konservasi dengan menjaga dan melestarikan hingga kini masih dilakukan oleh Kelompok Baleme dengan kemampuan dan pengetahuan ala kadarnya. 

 Pantai Skouw dianggap memiliki potensi untuk dijadikan spot wisata edukasi namun belum tergarap dengan baik.

   “Saya pikir tidak banyak pantai yang akan disinggahi penyu tapi di tempat kami hingga kini masih ada penyu – penyu yang bertelur kemudian menjadi tukik,” kata Jean disela – sela pelepasliaran di Skouw Yambe, Minggu sore kemarin. 

    Jean bukan satu – satunya, namun ada nama Abner Pae yang setiap hari memantau aktifitas pantai. Dikatakan beberapa tahun lalu, penyu di lokasi ini setiap hari bisa berkali – kali naik untuk bertelur. Bahkan kata orang – orang tua dulu penyu bisa berjejer untuk bertelur.

   Namun seiring waktu jumlah penyu yang bertelur mulai berkurang. Ia menduga hal tersebut tak lepas dari kondisi pantai yang terkikis abrasi maupun faktor alam lainnya.

    “Tapi semangat kelompok konservasi penyelamat penyu disini masih terus berjalan. Ada ribuan tukik yang sudah kami lepas,” bebernya. 

    Hanya dikatakan Abner Pae bahwa ia terpaksa menerapkan pola penangkaran. Artinya usai telur diletakkan ke dalam pasir lalu dipindahkan ke dalam kotak untuk ditangkarkan. Hal tersebut dilakukan lantaran banyaknya predator. 

  “Takutnya tidak hidup dan malah mati. Kadang banyak predator mulai dari anjing, biawak, termasuk manusia jadi kami amankan dulu di boks. Nanti setelah menetas barulah kami lepas ke laut,” kata Abner.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agung Trihandono

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ringroad Longsor Lagi, Akses Ditutup Total

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:01 WIB
X