• Senin, 22 Desember 2025

Atasi Konflik di Papua, Pangdam Dukung Pendekatan Dialog

Photo Author
- Jumat, 19 November 2021 | 12:00 WIB
Mayjen TNI Ignatius Yogo (Elfira/Cepos)
Mayjen TNI Ignatius Yogo (Elfira/Cepos)




-
Frits Ramandey

JAYAPURA-Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo mendukung pendekatan dialog dalam mengatasi konflik bersenjata di Papua.


Penyampaian Pangdam Ignatius Yogo tersebut tidak terlepas dari rentetan peristiwa di wilayah pegunungan Papua seperti Intan Jaya, Nduga, Pegunungan Bintang dan Puncak yang bergejolak.


“Saya mendukung pendekatan dialog, tapi dengan satu syarat. Itu semua dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu yang saya tekankan,” tegas Pangdam saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (18/11).


Pangdam menjelaskan, pendekatan militer yang dilakukan justru terjadinya saling tembak dan menimbulkan korban jiwa.


“Pendekatan militer terus saling tembak-tembakan menimbulkan banyaknya korban, padahal kita saudara. TNI dan masyarakat Papua yang ada di hutan sama-sama orang Indonesia. Untuk apa kita pertumpahan darah terus?,” tuturnya.


“Ayo kita dialog dalam bingkai NKRI! Kita selesaikan masalah ini dan kita bangun Papua dalam kerangka NKRI. Tidak usah bicara merdeka, karena sejatinya kita sudah merdeka, tinggal kita isi kemerdekaan dengan pembangunan agar Papua maju,” sambung Pangdam.


Menurut Pangdam Ignatius Yogo, konflik bersenjata tidak akan menyelesaikan konflik. Malah menimbulkan konflik baru dan jatuhnya korban baik dari warga sipil maupun anggota TNI.


“Kalau kita pendekatan dengan tembak-tembakan, tidak akan selesaikan masalah hanya saling balas-balasan saja. Ayo kita duduk sama-sama lalu dialog. Karena dialog juga menjadi keinginan pemerintah pusat untuk menyelesaikan masalah Papua,” terangnya.


Sementara itu, Komnas HAM dalam paparannya menyebutkan sepanjang tahun 2020 hingga 2021, terdapat 74 kasus kekerasan yang melibatkan anggota TNI dan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB). Kompilasi data berdasarkan data pengaduan langsung dan pengaduan pro aktif.


Kepala Komnas HAM Frits Ramandey menerangkan, dari data tersebut, siklus kekerasan menunjukan bahwa trend kekerasan saling berbalas-balasan masih menjadi sesuatu yang terus berulang. Sehingga itu, hal ini tidak bisa dibiarkan berulang.


“Yang harus dicari adalah formula pendekatan. Kita merespon pernyataan Pangdam VII/Cenderawasih yang menyatakan untuk sedia berdialog. Ini pernyataan penting untuk  memberi pesan bahwa kekerasan hanya menimbulkan korban jiwa dan tidak meyelesaikan masalah,” terang Frits kepada Cenderawasih Pos.


Lanjut Frits, dari pernyataan Pangdam yang menyatakan kekerasan menimbulkan korban jiwa dan tidak menyelesaikan masalah, memungkinkan memojokan negara dan memungkinkan ada kampanye negatif untuk negara. Bahkan memungkinkan adanya intervensi dari berbagai mekanisme internasional.


“Ketika seorang Pangdam mengusulkan gagasan dialog, ini harus direspon sebagai sebuah progres perdamaian dan progress menyelesaikan kekerasan di Papua,” tegasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ringroad Longsor Lagi, Akses Ditutup Total

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:01 WIB
X