BNPB juga merekomendasikan agar wilayah lereng tebing atau kawasan kebun semusim lainnya ditanami dengan jenis vegetasi yang keras dan berakar kuat. Sehingga dapat mengikat tanah dan mencegah terjadinya longsoran. ”Pemerintah Kota Batu bisa mengacu kepada aturan penggunaan lahan sepanjang sempadan sungai,” katanya.
Pemerintah pun telah bergerak cepat membantu korban bencana ini. Menteri Sosial (mensos) Tri Rismaharini telah mengecek lokasi bencana dan memastikan bantuan logistik diterima para korban banjir bandang.
Mensos juga meninjau dapur umum di Kantor Kelurahan Bulukerto guna memastikan permakanan para korban terpenuhi. ”Di sini Tagana membuka dapur umum dengan total nasi bungkus yang telah tersalur 600 bungkus,” ujarnya. Tagana juga menyalurkan bantuan logistik yang berasal dari Gudang Jawa Timur Tahap l yang berupa makanan siap saji 300 paket, kids wear 20 paket, family kit 20 paket, makanan anak 60 paket. Bantuan logistik tersebut sudah tiba malam ini di Kota Batu.
Kemudian bantuan Gudang Jawa Timur Tahap ll berupa makanan siap saji sebanyak 300 paket, makanan anak 120 paket, family kit 20 paket, kids wear 20 paket, matras 60 lembar, tenda gulung 50 lembar, kasur 50 lembar, dan selimut 50 lembar. Bantuan logistik tersebut saat ini loading di Gudang Dinsos Jatim.
Bantuan juga dimobilisasi dari Gudang Bekasi. Yakni, berupa makanan anak sebanyak 360 paket, makanan siap saji 449 paket, family kit sebanyak 160 paket, kids wear 160 paket, peralatan dapur keluarga 50 paket, tenda gulung 200 lembar, kasur sebanyak 50 unit, foodware 100 paket. ”Bantuan ini dalam proses pengiriman dari Gudang Bekasi ke lokasi bencana Kota Batu Malang,” jelasnya.
Kemensos juga menyalurkan bantuan logistik dari Balai Prof. Soeharso Surakarta dan Balai Diklat Kemensos di Yogyakarta. Bantuan pun sudah tiba di kantor balai desa.
Selain itu, Kemensos juga menyalurkan santunan sebesar Rp15 juta untuk setiap ahli waris dari korban yang meninggal dunia. Adapun, santunan juga diberikan kepada korban luka berat sebesar Rp 5 juta dan luka ringan Rp 2 juta.
Dari Batu, Risma langsung meluncur ke lokasi banjir Desa Cermen Lerek, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kemarin. Di sana, ia melihat masih banyak tenda sederhana yang ditempati warga. Ia meminta agar bisa didirikan tenda sementara dengan kapasitas besar untuk warga. Sehingga, bisa dijadikan titik evakuasi sementara. Selain itu, tena juga bisa berfungsi sebagai penampung barang milik warga. ”Supaya kalau ada bencana susulan masyarakat bisa mengakses jalur evakuasi,” ungkapnya.
Dari lokasi banjir, Mensos juga menghubungi Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani melalui telepon agar diberikan dukungan peralatan untuk menormalisasi lokasi banjir.
Setelahnya, Mantan Wali Kota Surabaya itu bergerak ke Posko Pengungsi dan Dapur Umum Desa Gluranploso, Kecamatan Benjeng. Di sini, Mensos meninjau aktivitas dapur umum yang bisa memproduksi 1.000 porsi makanan siap santap untuk 2 kali makan. Mensos juga mengecek pasokan bantuan logistik yang dipastikan tersedia dalam jumlah yang cukup.
Untuk membantu warga, Kemensos telah menyalurkan bantuan logistik dari Gudang Logistik Dinas Sosial Provinsi Jatim berupa Makanan siap saji 260 paket, makanan anak 240 paket, family kit 20 paket, kids wear 50 paket matras 50 lembar, tenda gulung 50 lembar, Kasur 30 lembar, selimut 50 lembar. Bantuan logistik dari Gudang Balai Rehabilitasi Sosial Solo berupa makanan anak 180 paket Kids Wear 48 paket, tenda gulung 100 paket, sarung 100 lembar.
Banjir di kawasan ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi pada Jumat (5/11) dini hari. Tingginya intensitas hujan mengakibatkan Kali Lamong meluap. Akibatnya, banjir merendam beberapa desa di Kecamatan Benjeng, Balongpanggang serta Kedamean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Desa yang terdampak meliputi Desa Cermen, Dusun Cermen (90 KK), Dusun Medeo (127 KK), Dusun Gorekan Kidul (137 KK), dan Dusun Gorekan Lor (55 KK).
Dalam kesempatan itu, Mensos mengingatkan semua pihak terhadap potensi bencana ke depan yang sangat mungkin masih akan terjadi. Sebab, menurut prakiraan BMKG, saat ini puncak musim hujan masih belum terjadi. ”Jadi masyarakat harus terus waspada. Daerah dengan hutan yang banyak ditebang termasuk kawasan rawan bencana,” tegasnya. (lyn/mia/JPG)