“Dulu, mayoritas tamu hotel adalah pegawai pemerintahan yang melakukan perjalanan dinas, rapat, atau menghadiri seminar,"terangnya.
Abdul Rajab mengaku, sekarang hampir tidak ada agenda seperti itu, sehingga tingkat hunian turun drastis hingga 80%.
Terkait dengan jumlah hotel di Jayapura, Abdul menjelaskan ada sekitar 80 usaha perhotelan.
Dengan rincian hotel non bintang berjumlah sekitar 50 unit dan hotel bintang 30 unit.
Pihaknya juga menyampaikan jika ada juga hotel yang sudah tutup, seperti Hotel Relat yang berlokasi di Argapura.
Dengan anjloknya okupansi, banyak hotel kesulitan menutupi biaya operasional harian.
Bahkan untuk bertahan, sejumlah hotel terpaksa melakukan berbagai langkah efisiensi.
Mulai dari pengurangan jam kerja karyawan, pemangkasan biaya operasional, hingga menerapkan kebijakan unpaid leave bagi pegawai.
“Khusus untuk tenaga kerja harian praktis sudah tidak dipekerjakan untuk saat ini. Jika kondisi ini terus berlangsung, sudah diprediksi akan banyak karyawan yang terkena PHK,”tutupnya. (*).