Terbukti, sejak menit awal, Persija tampil menekan dan berhasil unggul lebih dulu lewat gol Agus Indra di menit ke-10.
Namun, bukannya tertekan, Persipura malah balik melawan.
Lewat kaki Boaz Solossa, Persipura menyamakan skor di menit ke-18.
Alhasil, hingga turun minum, kedua tim berbagi skor 1-1.
Memasuki babak kedua, tensi panas laga final belum mereda.
Persija yang tak ingin kehilangan muka di hadapan pendukung sendiri kembali mencetak gol di menit ke-55 lewat kaki Francis Wewengkang.
Persipura menunjukkan mental juara dengan mencetak lagi gol penyama kedudukan di menit ke-88 lewat Korinus Figkreuw.
Dengan skor 2-2 memaksa pertandingan dibawa ke babak tambahan waktu.
Persipura di bawah asuhan pelatih Rahmad Darmawan akhirnya memastikan kemenangan lewat gol pemain pengganti Ian Louis Kabes di menit ke-112.
Gelar juara ini merupakan pencapaian yang ditunggu-tunggu oleh Mutiara Hitam, yang akhirnya meraih trofi tertinggi di Liga Indonesia setelah sebelumnya pernah menjuarai divisi perserikatan dua kali, yaitu pada tahun 1979 dan 1993.
Setelah memenangkan trofi Liga Djarum Indonesia 2005, Persipura tercatat sebagai tim tersukses di era Liga Indonesia modern dengan koleksi empat trofi liga.
Best Moment dari Boaz Solossa yang berikutnya terjadi di 20 tahun kemudian.
Ialah partai penentuan di Babak Playoff Degradasi Liga 2 Indonesia Persipura vs Persibo Bojonegoro di Stadion Mandala Jayapura pada 28 Februari 2025.
Boaz Solossa mencetak gol kemenangan yang juga menjadi gol penyelamat bagi Persipura untuk tetap bertahan di Liga 2 musim berikutnya.
Pada laga itu, Persipura unggul lebih dulu di babak pertama lewat kaki Ramai Rumakiek di menit ke-38.