CEPOSONLINE.COM,NABIRE- Untuk mengurangi resiko bencana di sekitaran Pantai Waroki Nabire, Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai membahas langkah penanganan dan pengendalian abrasi pantai waroki Nabire.
" Tercatat bahwa sejak tahun 1972 hingga 2024, Abrasi di Pantai Waroki telah mencapai lebih dari 60 meter. Kondisi ini jelas membutuhkan perhatian dan tindakan yang nyata dari kita semua. Kenapa? Karena kondisi ini tidak hanya mengancam kelestarian pantai tetapi juga mengganggu kehidupan masyarakat yang bergantung pada sumber daya pesisir," ucap Staf Ahli Gubernur Papua Tengah Bidang Kemasyarakatan, SDM, dan Pengembangan Otsus, Ukkas saat membuka acara presentasi hasil study penanganan dan pengendalian abrasi pantai waroki di Hotel Delfila Nabire, Kamis, (3/10/2024).
Menurutnya, Study penanganan dan pengendalian abrasi pantai waroki yang telah disusun merupakan langkah penting dalam upaya mengurangu resiko.
" Study ini meliputi identifikasi potensi ancaman, zonasi kawasan rawan, hingga desain bangunan pengaman pantai," tuturnya.
Dengan tersedianya rencana mitigasi yang matang, diharapkan bisa mengurangi dampak abrasi yang telah terjadi dan mencegah bencana dimasa mendatang.
" Saya anak kita semua untuk bersinergi dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur yang kuat dan berkelanjutan, khususnya dalam menjaga kawasan pesisir yang rentan terhadap abrasi," kata Ukkas.
Lanjutnya, Semoga dengan langkah yang kita ambil bersama ini, Pantai Waroki dapat menjadi kawasan yang aman, sejahterah, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Nabire dan Provinsi Papua Tengah. (*)