opini

Mengatasi Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia di Abad 21

Kamis, 19 Desember 2024 | 21:59 WIB
Selvia Yusuf

Perkembangan teknologi digital di abad 21 telah mengubah lanskap kehidupan kita. Pada abad 21 ini juga sering dikatakan dengan berkembangnya era digital yang merupakan kunci utama dalam era industri 4.0 keduanya juga sering disamakan. Akan tetapi, disisi lain, kemajuan teknologi juga membawa tantangan baru khususnya dalam pendidikan. Salah satu masalah yang paling nampak ialah menurunnya minat belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Faktanya, minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah melalui Pikiran Rakyat terbitan tanggal 17 Maret 2017 menyebutkan bahwa berdasarkan studi “Most Literred Nation In The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Sedangkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa hanya sekitar 10% penduduk Indonesia yang rajin membaca buku. Dari kedua data ini, dapat ditunjukkan jika generasi Indonesia memiliki krisis akan minat membaca.

Penulis: Selvia Yusuf

Pembelajaran Bahasa Indonesia di abad 21 saat ini perlu direformasi secara menyeluruh agar pembelajaran lebih relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tantangan zaman. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya sebatas penguasaan bahasa, akan tetapi mencakup pengembangan berbagai aspek kemampuan peserta didik dengan menggunakan pendekatan, strategi, sarana dan prasarana yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan menyenangkan dan bermanfaat bagi peserta didik. Problematika yang paling nampak saat ini ialah peserta didik lebih tertarik pada konten-konten viral yang mereka lihat melalui gadget mereka masing-masing. Buku fisik sering dianggap kuno dan terpinggirkan. Padahal membaca buku adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kosakata, pemahaman, dan kemampuan berpikir kritis mereka.

Untuk mengatasi hal ini, perlunya upaya inovatif untuk mengaplikasikan teknologi digital ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Memanfaatkan berbagai platform online yang menarik dan interaktif adalah cara untuk menyelesaikannya. Hal yang dapat dilakukan seorang pendidik dengan membuat aplikasi pembelajaran bahasa yang memiliki quiz, game dan forum diskusi. Selain itu, penggunaan media sosial juga dapat menjadi solusi alternatif untuk meningkatkan literasi. Pendidik mampu membuat akun media sosial unik untuk peserta didik mereka dan membagikan berbagai macam materi dengan tampilan menarik dan memanjakan mata yang tentunya juga harus berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia seperti puisi, cerita pendek, ulasan buku, film, dan masih banyak lagi.

Selain itu, teknologi digital juga mampu meningkatkan pendidikan melalui berbagai pendekatan yang interaktif, adaptif dan personal. Misalnya, aplikasi pembelajaran berbasis web, Learning Management Systems (LMS), Massive Open Online Courses (MOOCs) dan alat pembelajaran berbasis mobile memudahkan peserta didik untuk mengakses konten pembelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat juga teknologi lain yang dapat digunakan seperti Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) dapat meningkatkan pemhaman pembelajaran yang menarik. Adapun manfaat utama teknologi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia seperti : 1) LMS dan MOOCs mampu membantu pendidik sebagai pendukung fleksibilitas pembelajaran. Platform LMS seperti Moodle memungkinkan pendidik untuk mengunggah sebuah materi, memberikan tugas dan melakukan penilaian secara langsung; 2) Aplikasi mobile dan gamifikasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia seperti duolingo yang mengadopsi pendekatakan gamifikasi, dimana peserta didik dapat memperoleh poin, lencana dan tantangan harian yang membuat belajar Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik dan tidak membosankan; 3) VR dan AR untuk pengalaman belajar imersif, teknologi VR memungkinkan simulasi lingkungan nyata untuk mengajarkan Bahasa Indonesia dalam konteks budaya, misalnya dengan menjelajahi virtualisasi objek bersejarah.

Namun demikian, penerapan teknologi ini menghadapi sejumlah masalah. Ini termasuk kesenjangan digital, keterbatasan infrastruktur di wilayah terpencil dan kurangnya kemampuan pendidik untuk memanfaatkan teknologi dengan baik. Keamanan data dan etika penggunaan teknologi oleh peserta didik juga harus diperhatikan. Perlunya kolaborasi antara sekolah, penerbit dan pengembangan teknologi juga sangat penting. Mereka mampu bekerja sama untuk menciptakan konten digital yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan peserta didik. Misalnya, membuat e-book interaktif yang dilengkapi dengan audio, visual, animasi dan teks singkat. Dibutuhkan upaya pengembangan infrastruktur yang merata, penyediaan pelatihan berkelanjutan untuk penerapan media pembelajaran berbasis teknologi digital yang aman dan inklusif. Sebagai rekomendasi pendekatan blended learning yang menggabungkan teknologi digital dengan interaksi tatap muka dapat menjadi solusi yang efektif untuk mempertahankan keseimbangan antara aspek teknis dan sosial-emosional dalam pembelajaran bahasa. Dengan dukungan kebijakan pendidikan yang tepat dan peningkatan keterampilan digital bagi pendidik, integrasi teknologi digital dapat memberikan dampak positif yang merata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Dengan demikian, teknologi tidak hanya dapat menjadi ancaman bagi minat baca, tetapi juga dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan memanfaatkan teknologi secara kreatif, kita dapat membuat pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik, relevan dan bermakna bagi peserta didik.

Tags

Terkini

Membangun Fondasi dan Identitas Pegunungan Papua

Kamis, 2 Januari 2025 | 13:17 WIB

Pengisian Anggota DPRP Jalur Pengangkatan

Kamis, 28 November 2024 | 10:45 WIB

BAYI YESUS

Kamis, 21 Desember 2023 | 19:10 WIB

MEMAHAMI SUASANA KEBATINAN ORANG ASLI PAPUA

Minggu, 19 April 2020 | 23:19 WIB

Dialog Sektoral untuk Asmat

Jumat, 27 April 2018 | 14:05 WIB