Gubernur Jawa Barat Beberkan Tiga Penyebab Banjir di Bekasi dan Karawang
CEPOSONLINE. COM, JAYAPURA- Masalah bencana di daerah seperti Bekasi hingga Karawang menjadi sorotan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Menurut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, persentase pemanfaatkan ruang wilayah kewenangan provinsi yang sesuai dengan tata ruang hanya 59,80 persen.
Lebih lanjut Dedi Mulyadi mengatakan, khusus untuk bidang tata ruang menjadi fokus sorotan untuk ke depan.
"Kita bisa mengambil pembelajaran dari kasus yang terjadi hari ini, di mana hujan yang hanya 20 sampai 30 milimeter sudah menimbulkan banjir yang luar biasa," tutur Dedi Mulyadi.
"Artinya, kalau hujannya 50 milimeter saya yakin Kota Bekasi tenggelam Kabupaten Bekasi tenggelam, sebagian Karawang tenggelam," sambung Dedi Mulyadi saat rapat paripurna di DPRD Jawa Barat.
Dedi Mulyadi menegaskan, hujan saat ini belum dikategorikan sebagai hujan ekstrem sebab masih 20 sampai 30 milimeter.
Nah, kata Dedi Mulyadi, ekstrem kalau sudah 50 sampai 60 milimeter.
Artinya, sambung Dedi Mulyadi, tidak kondisi ekstrem saja sudah menimbulkan bencana.
"Problemnya apa? problemnya ada tiga," tegas mantan Bupati Purwakarta tersebut
Pertama, jelas Dedi Mulyadi, di kawasan hulu, ruang-ruang terbuka hijau yang terdiri dari areal hutan, areal perkebunan berubah menjadi areal-areal berbeton.
Menurut Dedi Mulyadi, konsep ekowisata yang dikembangkan oleh PTPN mengalami penyimpangan.
Ia menambahkan, kalau ekowisatanya perkebunan teh maka kebun tehnya dipertahankan dan tetap ada bangunannya ukuran kecil.
Yang sekarang terjadi, tegas Dedi Mulyadi, adalah ekowisata perkebunan teh malah kebun tehnya dibabat diganti dengan bangunan.