CEPOSONLINE.COM, MIMIKA - Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Assisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Septinus Timang, pada Minggu 1 September 2024 mengunjungi lokasi konflik di Kampung Wakia, Distrik Mimika Barat Tengah.
Kunjungan ini dilaksanakan untuk meninjau kondisi kampung tersebut serta menemui masyarakat yang mengungsi akibat konflik tersebut dan mendirikan tenda di tepi pantai sebagai tempat pengungsian.
Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini disebutkan, saat berkunjung Septinus Timang didampingi Sekretaris Distrik Mimika Barat Tengah, Melki Sedek Snae beserta sejumlah staf.
Baca Juga: Ketua KPU Mimika Diberi Peringatan oleh DKPP: Komisioner Rehabilitasi Nama Baik
Septinus mengajak, warga mengaku lebih memilih memilih tinggal di pantai di dalam tenda darurat yang mereka dirikan akibat pertikaian yang terjadi pada Rabu 28 Agustus 2024 mengakibatkan rumah-rumah di Kampung Wakia dibakar oleh sekelompok orang.
"Saya ditugaskan langsung oleh pimpinan (Plt Bupati Mimika Johannes Rettob) untuk mengecek situasi, keadaan masyarakat yang mengungsi karena rumahnya di kampung terbakar,” kata Septinus.
“Kami juga mau dengar apa yang sebenarnya yang terjadi disana dan keluhan masyarakat yang menjadi korban itu apa saja selain bantuan perumahan tentunya," ungkapnya menambahkan.
Septinus menyebut, pemerintah daerah pun kaget dengan kondisi tersebut setelah dilakukan koordinasi dengan Forkopimda dan diperoleh informasi bahwa warg terdampak konflik mengungsi ke pinggir pantai.
Mewakili pemerintah daerah, Septinus berharap semua warga yang ada di pinggir pantai ini bisa menjaga kesehatan dan tetap tenang.
Baca Juga: Latihan Perdana Persipura Dipimpin Tiga Legenda Ini
Ia juga mengimbau agar warga tidak terpancing dengan isu-isu yang beredar. Karena, pemerintah dan aparat keamanan tidak mungkin tinggal diam.
“Kami akan secepatnya mencari solusi terbaik agar masyarakat tidak tinggal di pinggir pantai tetapi ada rumah yang bisa dihuni sementara pemerintah selesaikan konflik Wakia," tuturnya.
Untuk diketahui, warga yang mengungsi di tepi pantai tersebut bukan tak hanya warga Kampung Wakia, ada juga beberapa pendulang yang selama ini telah hidup dan berbaur dengan masyarakat layaknya keluarga.