CEPOSONLINE.COM, MIMIKA – Menanggapi isu restrukturisasi manajemen dan pengusulan calon Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) yang mencuat pada akhir Oktober 2025, Kepala Suku Amungme selaku pemilik hak ulayat, Jackson Beanal, menyampaikan pandangannya mengenai hal tersebut.
Menurut Jackson, semua pihak harus dapat bersifat selektif dan objektif dalam memberikan dukungan maupun rekomendasi terhadap calon pimpinan perusahaan.
Jackson Beanal menegaskan bahwa proses pemilihan calon Presiden Direktur harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan rekam jejak profesional, latar belakang pendidikan, integritas, serta pengalaman dalam pengelolaan perusahaan pertambangan.
“Kita harus selektif dalam memberikan dukungan atau rekomendasi.”
“Yang dibutuhkan adalah sosok yang tidak hanya memahami aspek administratif, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP), regulasi, dan dinamika teknis di lapangan atau pertambangan,” ujar Jackson, saat ditemui, Jumat (31/10/2025).
Lebih lanjut, Jackson menyampaikan bahwa tantangan sektor pertambangan ke depan akan semakin kompleks, terutama terkait isu keberlanjutan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola lingkungan.
Oleh karena itu, figur yang akan memimpin PT Freeport Indonesia diharapkan memiliki kapasitas kepemimpinan, visi strategis, serta komitmen tinggi terhadap pemberdayaan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan.
“Kita harus memberikan dukungan kepada sosok yang benar-benar berpengalaman dalam pengelolaan pertambangan, karena tantangan yang dihadapi perusahaan ke depan tidaklah mudah—baik dari sisi teknis, sosial, maupun lingkungan,” tambahnya.
Jackson Beanal berharap agar proses restrukturisasi ini menjadi momentum bagi PT Freeport Indonesia untuk memperkuat tata kelola perusahaan, meningkatkan partisipasi masyarakat lokal, serta menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan nilai-nilai adat wilayah Mimika.
Jackson juga menyerukan agar semua pihak dapat menunggu informasi resmi dari Pihak PT Freeport Indonesia untuk pergantian struktur kepemimpinan di dalamnya—serta menghormati kondisi yang saat ini terjadi di lingkungan PTFI serta keluarga 7 orang korban meninggal dunia yang ditinggalkan. (*)