CEPOSONLINE.COM, MIMIKA - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mimika menyambangi masyarakat di wilayah pesisir Mimika, tepatnya di Kampung Ipaya, Distrik Amar, Mimika, Papua Tengah guna melayani kebutuhan masyarakat setempat dengan menggelar operasi pasar murah, Rabu, 23 Oktober 2025.
Kepala Disperindag Kabupaten Mimika, Petrus Pali Ambaa, mengatakan bahwa operasi pasar murah di Kampung Ipaya disambut antusias masyarakat setempat.
Hal ini dikarenakan operasi pasar murah di kampung-kampung wilayah pesisir jauh lebih murah dari harga subsidi seperti operasi pasar murah pada umumnya.
Kepala Disperindag Kabupaten Mimika, Petrus Pali Ambaa, menerangkan bahwa harga tersebut telah disubsidi oleh pemerintah daerah sebesar 90 persen.
“Lebih dari 90 persen yang disubsidikan dari pemerintah kepada masyarakat kita di sana,” jelas Petrus, Jumat (24/10/2025).
Lanjut dikatakan, pihaknya telah mengemas sembako dalam bentuk paket dan dijual dengan harga Rp40.000 per paket.
Dalam satu paket, kata Petrus berisikan beberapa item makanan seperti beras kemasan 10 kilogram (Kg), mie instan, telur 1 rak, minyak goreng kemasan 2 liter, satu ekor ayam, kopi senang, gula pasir dan susu kaleng.
Semua item ini dijual dengan harga yang terbilang sangat murah. Seperti beras misalkan, dalam pelaksanaan operasi pasar murah di Kampung Ipaya 10 kg beras dijual dengan harga Rp1000, Mie Instan 1 karton Rp1.000, satu rak Telur Rp5.000, Minyak Goreng 2 liter Rp2.000, satu ekor Ayam Rp2.000, Kopi Senang Rp2.000, Gula Pasir Rp2.000 dan Susu Kaleng Rp2.000.
Petrus menyebutkan bahwa pasar murah di wilayah pesisir tersebut merupakan salah satu yang masuk dalam program Bupati dan Wakil Bupati Mimika dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat mulai dari kampung ke kota.
“Ini adalah satu langkah yang kami lakukan, khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan, untuk bagaimana menyentuh masyarakat kita di daerah pesisir,” kata Petrus.
Petrus mengatakan bahwa masyarakat juga sangat berharap agar kegiatan pasar murah di wilayah pesisir dapat terus dilakukan.
Mengingat kondisi ekonomi di pesisir Mimika yang menyebabkan daya beli masyarakat melemah, ditambah harga bahan makanan pokok yang mahal dan sulit untuk dijangkau.
“Itu yang merupakan penyampaian masyarakat ketika kami turun di lokasi-lokasi di daerah pesisir,” tukasnya.
