CEPOSONLINE.COM, MIMIKA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika, Jefri Deda mengatakan bahwa pihaknya masih membutuhkan tambahan truk angkut sampah dan juga 21 tenaga kerja untuk operasional.
Jefri menjelaskan, hal ini dikarenakan terjadi peningkatan volume sampah yang signifikan di wilayah kota Kabupaten Mimika.
Hal ini tidak sebanding dengan armada pengangkut sampah yang kini dimiliki oleh DLH Kabupaten Mimika yang dioperasikan setiap harinya.
Adapun unit armada yang tersedia saat ini dan dioperasikan oleh petugas kebersihan sebanyak 21 truk pengangkut.
Di tengah situasi ini, perlu diketahui bahwa produksi sampah di Kota Timika per harinya mencapai 95 hingga 96 ton.
Dari jumlah tersebut, DLH hanya sanggup mengangkut sebanyak 89 ton dalam satu hari. Sedangkan sisanya tidak dapat diangkut karena keterbatasan anggaran operasional.
“Jika memungkinkan, kami membutuhkan 3 unit truk sampah tambahan dan penambahan 21 tenaga kerja, karena setiap truk memerlukan tujuh orang,” ujar Jefri saat diwawancarai, Jumat (11/7/2025).
Lanjut dikatakan, armada dan tenaga kerja yang memadai dapat menambah efektivitas petugas di lapangan dalam menciptakan lingkungan kota Timika yang bersih.
Jefri mengatakan, untuk wilayah yang belum dapat dijangkau karena keterbatasan anggaran seperti di pinggiran kota hingga di kawasan Poumako di Distrik Mimika Timur masih menjadi pekerjaan rumah bagi DLH.
Sebab, di tengah kesulitan ini, masyarakat di wilayah tersebut hanya menangani persoalan itu dengan membuang sampah secara mandiri.
Sementara itu, DLH juga kini tengah mengusulkan lahan baru sebagai tempat pembuangan akhir seluas 10 hektare. Lahan tersebut berada di wilayah Distrik Iwaka.
Pengusulan ini mengingat TPA di Distrik Iwaka yang kini semakin padat dan telah menjadi sorotan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) karena masih menggunakan sistem Open Dumping. DLH pun mendapat sanksi administrasi karena hal tersebut.
“Kami berharap usulan ini segera disetujui oleh pemerintah,” kata Jefri.
“Jika disetujui, pembuangan akan beralih dari sistem open dumping control menjadi metode sanitary landfill yang lebih tepat,” pungkasnya. (*)