CEPOSONLINE.COM, MIMIKA - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengatakan bahwa perilaku buang air besar sembarangan (BABS) di wilayah pesisir Mimika sulit diatasi karena minimnya ketersediaan air bersih.
Hal ini pun menjadi persoalan yang harus dapat diselesaikan oleh pemerintah daerah bagi warga masyarakat yang mendiami wilayah pesisir Mimika.
Reynold menerangkan, untuk wilayah kota, sebanyak 85 persen penduduk telah memiliki jamban dan tidak ada masalah dengan ketersediaan air bersih.
Namun, kondisi ini justru berbanding terbalik dengan di beberapa kampung yang terletak di pinggiran kota Timika dan di wilayah pesisir.
Kata Reynold, walaupun sudah ada jamban di setiap kampung, hal tersebut masih bersifat komunal sehingga tidak efektif dalam mengatasi perilaku BABS.
Oleh karena itu, kini pemerintah tengah merancang agar setiap rumah tangga memiliki jamban agar perilaku BABS tidak lagi terjadi.
“Yang jadi tantangan bagi kami adalah di wilayah pesisir ya karena ketersediaan air bersih kita lihat curah hujan. Sehingga, pendekatan yang kami rancang adalah berapa sih profil tank yang harus terpasang dengan curah hujan, itu angka koreksinya,” kata Reynold, saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Kamis (10/7/2025).
Reynold mengambil contoh, seperti di Puskesmas yang ada di wilayah pesisir rata-rata berisi 10 orang petugas setiap harinya.
Maka, dalam satu hari dibutuhkan sekitar 600 liter air. Namun, di wilayah pesisir, ketersediaan air bersih sangatlah bergantung pada curah hujan.
Biasanya, dalam dua pekan, curah hujan tertinggi baru terjadi pada hari keempat belas. Oleh karena itu, dibutuhkan lebih dari 2 profil tank di setiap Puskesmas.
“Jadi profil tank itu tidak boleh satu, profil tank itu minimal ada 4. Karena kebutuhan air orang di dunia itu per orang per hari adalah 60 liter, itu pendekatannya,” ujar Reynold.
Reynold menegaskan, saat ini pemerintah daerah khususnya Dinas Kesehatan punya komitmen untuk memberantas hal tersebut.
“Itu isu yang paling mendasar karena air bersih itu mau di mana pun itu kebutuhan dasar,” tutupnya. (*)