CEPOSONLINE. COM, JAYAPURA – Polemik terkait pembakaran Mahkota Cenderawasih masih hangat. Pekan kemarin sejumlah tokoh adat dan ondoafi serta Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua telah menemui gubernur menyampaikan aspirasi serta rekomendasi.
Dan rencananya Senin (27/10/2025) hari ini dilakukan aksi demo. Lokasinya di Lingkaran Abepura dan Perumnas III Waena.
Ondoafi Warke, George Awi memantau setiap perkembangan. Ia meminta isu Mahkota Cenderawasih tidak dipolitisasi. Ia meminta persoalan pembakaran Mahkota Cenderawasih dilakukan dengan cara terhormat dan bermartabat
“Kalau demo-demo begitu saya tidak setuju. Jika mau selesaikan masalah harusnya duduk bicara, bertemu dan dialog. Bukan ribut di jalan. Ingat, mahkota itu kami yang pakai jadi kami yang harusnya bicara. Jangan semua bicara akhirnya masalah tidak selesai,” ungkapnya.
Ia meminta masalah ini diserahkan kepada para ondoafi dan MRP untuk diselesaikan dengan cara yang terhormat. Bukan membuat gerakan tambahan. “Serahkan semua ke ondoafi dan MRP. Jangan lagi menjadikan ini sebagai alasan untuk demo. Saya tidak setuju begitu,” tegas Awi.
Ondoafi Awi menganggap kejadian pembakaran mahkota ini sepatutnya menjadi koreksi bagi semua. Ini menurutnya momentum untuk meletakkan masalah Burung Cenderawasih dan mahkota adat pada tempatnya.
“Kita orang Papua juga salah sebab kita juga yang berburu, tembak, tangkap lalu jual. Kemudian ada yang kasih-kasih mahkota kepada orang lain tapi kita tidak protes seperti sekarang, nanti terjadi kejadian seperti di BBKSDA baru semua bicara. Kenapa sebelum kejadian tidak kita tertibkan semua, kita atur dalam regulasi yang bisa dipahami oleh semua lapisan. Jangan kasih Cenderawasih sana sini, jual sana sini baru sekarang bicara,” singgungnya.
Ia menambahkan bahwa yang dilakukan BBKSDA memang salah dan harus melakukan klarifikasi serta meminta maaf kepada masyarakat. Setelah itu masyarakat juga harus ikut peduli dengan mereka yang tembak dan mereka yang menjual. “Cara membakar itu yang salah, tapi kita jangan menutup mata dengan yang berburu juga,” pintanya George Awi.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay ini meminta MRP maupun DPRP untuk segera membuat Perdasus. “Ini ada hikmahnya, sekarang semua mau bicara dan peduli Cenderawasih. Sekarang kita desak MRP, DPRP membuat perdasus agar tidak terjadi lagi. Masalah ini saya tekankan untuk duduk bersama. Kami akan bicara,” tutupnya. (*)