CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA - Kasus Bom Molotov yang terjadi kantor redaksi Jujur Bicara (Jubi) Papua pada Rabu (16/10/2024) lalu masih menjadi misteri.
Pasalnya hingga saat ini, pihak berwajib belum bisa mengungkapkan siapa pelakunya dan apa motivnya.
Ketua Asosiasi Wartawan Papua (AWP) Elisa Segenyap mengatakan bahwa pihaknya tidak akan berhenti melakukan aksi-aksi hingga kasus yang menimpa kantor Jubi itu terungkap pelakunya.
Hal itu Elisa katakan kepada sejumlah wartawan seusai mengelar aksi solidaritas di kawasan lingkaran Abepura, Senin (10/1) siang.
"Iya kita melakukan aksi ini sejak tahun lalu, pas kejadian itu kami sudah melakukan banyak aksi-aksi, terutama dari Asosiasi Wartawan Papua," kata Elisa.
Seperti diketahui kata Elisa kasus tersebut telah dilimpahkan ke Kodam XVII/Cenderawasih oleh Polda Papua. Sejak itu Kodam XVII/Cenderawasih membentuk tim investigasi dan mengaku masih melakukan penyelidikan.
Lebih lanjut Elisa mengatakan bahwa kasus Bom Molotov itu sudah memasuki bulan kelima namun, hingga saat ini belum juga terungkap. Karena itu pihaknya sangat kecewa dengan janji manis yang disampaikan Polda Papua pada November 2024 lalu, yang mengatakan bahwa pengungkapan kasus tersebut akan menjadi Kado Natal bagi kantor Redaksi Jubi.
Di tempat yang sama Agus Kossay Ketua umum KNPB dalam orasinya mengatakan bahwa kebebasan pers dilindungi oleh undang-undang dan seharusnya negara memberikan perlindungan dan melakukan evaluasi diri.
"Karena kau yang memberikan penegakan hukum, kamu yang memberikan tegakan hukum terhadap warga sipil, tapi kamu tidak bisa mengungkapkan kasus ini, berarti kamu terlibat di dalamnya," tegas Agus Kossay dalam orasinya.
Menurutnya saat ini negara tidak bisa mengevaluasi diri dan tidak mengintropeksi diri. Karena itu ia mengatakan media hadir di tanah Papua untuk memberikan penerangan, maka dengan itu harus dilindungi.
"Jika kasus ini tidak diungkap maka saya sebagai ketua umum KNPB akan melakukan mobilitas besar-besaran untuk menduduki kota Jayapura," tegas Agus. (*)