CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA -Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di intake Siborgonyi terancam batal. Lokasinya dipalang.
Ini karena adanya tuntutan pemilik hak ulayat yang wilayahnya dilalui jaringan pipa distribusi dan lokasi pembangunan intake.
Direktur Utama PT. Air Minum Jayapura Dr. Entis Sutisna, membenarkan hal tersebut, bahwa pekerjaan yang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua mengalami kendala pemalangan di area yang dilalui jalur pipa distribusi dan lokasi sumber air.
Proyek pekerjaan tahun anggaran 2024/2025 ini terancam batal jika tidak ada titik temu antara masyarakat adat dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua.
"Pembangunan SPAM Siborgonyi membutuhkan dana yang cukup besar, sementara PTAM Jayapura tidak memiliki dana internal yang cukup.
Pada anggaran tahun 2024, Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua telah merealisasikan pembangunan intake dan jaringan pipa transmisi namun kegembiraan tukang ledeng saat ini tertunda karena dalam pelaksanaan pembangunan jaringan tersebut yang dilaksanakan pada semester kedua di tahun 2024 oleh kontraktor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua.
Pemalangan oleh masyarakat adat melibatkan 5 suku yang menuntut ganti rugi penggunaan lahan, di antaranya suku Hababuk, Ireuw, Afaar, Hamadi dan Dawir.
Hingga saat ini, pekerjaan belum bisa dilanjutkan dikarenakan belum bisa memenuhi tuntutan pemegang hak ulayat dengan nominal yang belum terpenuhi.
Entis berharap ada titik temu antara masyarakat adat dengan Pemerintah Provinsi Papua, agar bisa menemukan solusi terbaik dan segera melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kota Jayapura.
"Kami berharap para ondoafi dan tokoh adat dapat mendukung pembangunan SPAM. Jangan sampai berdampak pada pembatalan dan pengalihan pekerjaan fisik oleh Dinas Pekerjaan Umum ke daerah lain," katanya.
Jika intake Siborgonyi ini tidak mampu direalisasikan, lanjut Direktur Utama, maka PTAM Jayapura untuk 5 tahun ke depan akan sulit mengoptimalkan pelayanan, karena dari 23 intake dan 12 aliran sungai dengan kapasitas 925 liter per detik akan mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air masyarakat di Kota Jayapura. (*)