CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA- Pemerintah Kota Jayapura siap melanjutkan program sekolah penggerak yang merupakan program unggulan dari Kementrian Pendidikan.
Adapun sekolah penggerak tersebut sudah diterapkan di Kota Jayapura sejak tahun 2021 lalu.
Total ada 9 SMA di Kota Jayapura yang menerapkan sekolah penggerak tersebut.
"Sekolah penggerak ini dimulai sejak tahun 2021 lalu," ucap Nurjaya ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (26/02/2024).
Kata Nurjaya, untuk Kota Jayapura ada 9 sekolah yang menerapkan sekolah penggerak jenjang SMA.
Adapun rinciannya yaitu angkatan pertama tahun 2021 sebanyak 6 sekolah yang menerapkannya.
Sekolah-sekolah SMA tersebut yakni, SMA Negeri 5, SMA Mandala Trikora, SMA Gabungan Jayapura, SMA Kristen Kalam Kudus, SMA YPK Diaspora dan SMA Muhammadiyah.
"Jadi, untuk 6 sekolah pada angkatan pertama ini akan berakhir di 5ahun 2024 ini," jelasnya.
Untuk angkatan kedua tahun 2022 itu ada tiga sekolah yakni, SMA YPPK Taruna Dharma, SMA YPPK Teruna Bakti dan SMAN 3 Jayapura.
Tiga sekolah angkatan kedua ini akan berakhir pada tahun 2025 nanti.
"Akhir Desember 2023 lalu kami ada evaluasi program sekolah penggerak ini. Namun dari pemerintah pusat sampaikan bahwa belum ada petunjuk apakah program sekolah penggerak ini dilanjutkan atau tidak," ujarnya.
Namun ada mandat yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/ kota untuk tetap melanjutkan program-program yang ada di dalam sekolah penggerak.
Pasalnya program sekolah penggerak tersebut sangat bagus sekali seperti peningkatan kompetisi guru, pelaksanaan kurikulum dan juga beberapa hal lainnya.
"Dukungan dari pemerintah pusat berupa anggaran untuk angkatan pertama itu sudah selesai," jelasnya.
Tambah Nurjaya, kendatipun dukungan anggarannya sudah tidak ada lagi dari pemerintah pusat untuk tahun ini, namun Pemerintah Kota Jayapura tetap berkomitmen untuk melanjutkan program-program yang sudah diterapkan dalam sekolah penggerak tersebut.
Namun pihaknya kini masih menunggu petunjuk lanjutan dari pemerintah pusat soal dukungan anggarannya, apakah masih dibantu lagi atau sudah selesai.
"Pada prinsipnya program sekolah penggerak ini tetap dilanjutkkan, hanya dukungan anggaran dari pemerintah pusat yang sudah tidak ada lagi," pungkas Nurjaya. (*)