CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA-Sejak KPU menetapkan waktu sosialisasi bagi para calon politikus yang siap bertarung di Pemilu 2024, semua caleg yang sudah dinyatakan lolos verval di KPU mulai "Tebar Pesona", melalui alat peraga kampanye seperti baliho yang banyak bertebaran di sejumlah titik jalan protokol di Kota Jayapura.
Namun sangat disayangkan, para caleg yang diyakini sangat paham aturan dan merekalah yang akan membuat aturan melalui kewenangan legislasinya, malah mereka ramai-ramai melanggar aturan. Terutama dalam p pemasangan alat peraga kampanye yang sesuai aturan.
Cenderawasih Pos menelusuri sepanjang jalan dari batas kota sampai Entrop, banyak baliho dan spanduk yang justru dipasang di median jalan. Belum lagi di jalan protokol, pelanggaran ini tidak terhitung lagi jumlahnya.
"Setahu saya calon dewan ini yang akan membuat aturan, mulai dari perda sampai undang-undang. Tapi kenapa mereka justru langgar aturan ini"kata Margareta salah satu mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi di Kota Jayapura, Senin (11/12).
Dia bahkan menyindir para calon wakil rakyat itu, bahwa belum menjabat sebagai wakil rakyat sudah melakukan pelanggaran, apalagi kalau nanti terpilih sebagai anggota DPR.
"Pasti sombongnya bukan main, melalui media saya mengajak semua masyarakat, kalau caleg ada pasang baliho langgar aturan jangan pilih dia, sudah pasti dia bukan wakil rakyat yang baik,"ujarnya.
Karena menurutnya, antara perbuatan, perkataan itu kadang sangat mudah menyimpulkan watak seseorang. Padahal kata dia, caleg sudah dibekali dengan pengetahuan yang sudah disosialisasikan oleh lembaga terkait.
Bahkan melalui medsos aturan aturan tersebut juga tidak sulit untuk ditemukan.
Ditanya pendapatanya, mengenai pemasangan alat peraga kampanye yang tidak dilakukan langsung oleh para caleg, sehingga kesalahan itu sebenarnya dilakukan oleh para tenaga yang dipakai untuk memasang baliho-baloho para caleg tersebut.
"Mudah saja menjawabnya, memangnya sebelum dipasang tidak diarahkan, tidak diawasi lagi. Kan tidak juga, pasti diarahkan dulu. Jangan pakai sikap masa bodoh dengan aturan, nanti kamu yang pasang pemerintah yang copot. Itu artinya kita sedang mempertontonkan kebiasaan yang salah," tambahnya. (*)