CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA – Ikatan Ahli Geologi (IAGI) Papua akhirnya buka suara perihal semburan gas yang terjadi di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, beberapa waktu lalu.
Diketahui, warga Kota Jayapura belakangan dihebohkan dengan semburan gas di Kampung Bugis Holtekamp, Muara Tami.
Pasalnya, semburan gas tersebut disertai api.
-
IAGI Papua menjelaskan bahwa semburan gas tersebut berbahaya bagi makhluk hidup, yakni manusia, hewan, dan tumbuhan.
“Secara teori komponen hidrokarbon alami itu atas 3, yaitu Parafin, Naphten dan Aromatik.”
“Parafin itu termasuk dalam kelas CnH2n+2 kl atom dan ada 1 sampe 4 maka masuk golongan gas.”
“Gas Methana (CH4) jika jumlahnya 1 kl di dalam ruang tertutup maka akan berbahaya karena sifatnya yang beracun namun jika situasi ruang terbuka bisa lebih ringan karena telah berinteraksi dengan udara bebas,” terang Sekretaris IAGI, Marcelino Yonas, kepada Ceposnline.com, Minggu (22/10/2023).
https://youtu.be/Z83tOv4zvFw?si=15cPnSOwZQrnCeyz
Yonas mewanti jika semburan ini terus keluar dan intensitasnya semakin meningkat maka bisa berpotensi negatif bagi manusia maupun hewan di sekitarnya.
Perihal fenomena semburan gas tersebut, Yonas menambahkan, secara geologi daerah Holtekamp dan sekitar ini masuk formasi endapan aluvial dan sedimen pantai.
[irp posts="107258" ]
Kata Yonas, daerah dengan tipikal seperti di Holtekamp dan sekitarnya serta proses pengendapan dan kompaksi dari material yang bersifat organik dan berlangsung selama jutaan tahun.
“Dari situlah proses biodegradasi sedimen yang memicu kehadiran gas metana (CH4) di mana seringkali bisa terjadi bila ada “gangguan” karena adanya aktivitas manusia,” katanya.
“Biasa ada aktivitas pemboran atau bisa juga karena tektonik sehingga muncul dipermukaan seperti di videonya,” pungkasnya. (*)