CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA – Terus melonjaknya harga beras dikeluhkan masyarakat di Kota Jayapura.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kota Jayapura kini terus melakukan pemantauan harga di pasar.
"Sekarang kita terus lakukan operasi pasar sekaligus memantau harga di pasar," ucap Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey ketika ditemui Ceposonline.com di Kantor Wali Kota Jayapura, Jumat (6/10/2023) siang.
Selain beras, pihaknya bersama Tim Pengendali Inflansi Daerah (TPID) Kota Jayapura juga memantau beberapa harga komoditas lainnya di pasar.
"Operasi pasar ini merupakan salah satu upaya kita dalam menekan harga, termasuk mamastikan stoknya tetap tersedia di pasar saat ini," terang Frans Pekey.
[irp posts="105590" ]
Frans Pekey mengaku, jika pihaknya juga melakukan komunikasi dengan para distributor, kalau ada stok agar tidak di tahan tetapi didistribusi ke pasar-pasar agar stoknya tetap tersedia.
Hal ini tentu penting agar tidak menimbulkan lonjakan harga yang bisa berdampak bagi masyarakat.
"Upaya lain yang kita lakukan yakni melaksanakan pasar murah di beberapa titik di Kota Jayapura bekerja sama dengan berbagai pihak terkait," ujar Frans Pakey.
[irp posts="105784" ]
Lanjut Pekey, pasar murah ini perlu dilakukan di mana Pemkot Jayapura Jayapura akan berkerja sama dengan pihak Bulog dan lembaga lainnya termasuk para distributor.
"Untuk stok beras sampai hari ini cukup tersedia. Hanya saja ada mengalami kenaikkan harga di kisaran Rp 500-1.000 perkilogramnya," bebernya.
Sementara itu Frans Pekey menyampaikan, kenaikkan harga beras ini bukan hanya di Kota Jayapura saja, tetapi ini berlaku secara nasional diseluruh daerah di Indonesia.
"Kenaikkan beras ini akibat gagal panen yang disebabkan kekeringan di beberapa daerah seperti di Pulau Jawa dan Sulawesi yang menjadi pusat produksi beras selama ini," kata Frans Pakey.
[irp posts="105712" ]
Lanjut Pekey, selama ini beras di Papua didatangkan atau di impor dari luar, sehingga kalau dari daerah pusat produksinya terjadi masalah tentu akan berdampak pada daerah yang mendapat suplai beras dari luar.
"Jadi, dampak ini terjadi karena penurunan produksi dan ini hukum alam. Presiden sudah tekankan bahwa agar masyarakat tidak selalu bergantung dengan beras, tetapi manfaatkan makanan lokal. Kita di Papua pangan lokal berlimpah tinggal masyarakat manfaatkan ini dengan baik untuk diolah menjadi makanan," tandas Frans Pekey. (*)