Untuk itu pihaknya ingin agar tidak ada lagi antrean kendaraan disejumlah SPBU di Kota Jayapura apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru.
ABR menjelaskan, pada hasil rapat bersama dengan Pertamina dan SPBU juga mengungkapkan sejumlah faktor atau penyebab utama yang memicu antren kendaraan, terutama pada pengisian BBM jenis solar.
Temuan lapangan menunjukkan adanya mobil dengan tangki yang dimodifikasi untuk menambah kapasitas.
Kemudian pengisian berulang hingga 2–3 kali dalam sehari dan adanya praktik “backing” oleh oknum tertentu untuk melancarkan penyimpangan.
Selain itu kendaraan yang mengantre solar subsidi bukan untuk operasional, tetapi untuk dijual kembali.
Atas sejumlah fakta tersebut ABR menegaskan, praktik-praktik tersebut tidak boleh dibiarkan karena merugikan masyarakat dan memicu kemacetan.
“Jadi, ada kelompok tertentu yang sengaja menyiapkan mobil untuk mengambil solar subsidi lalu menjualnya kembali. Ini yang akan kita tertibkan,”beber politisi Golkar ini.