CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA – Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura, dr Aaron Rumainum memberikan tanggapan usai Gubernur Papua menggantinya dari jabatannya.
Ia pun menerima keputusan Gubernur Papua, Matius Fakhiri. Menurutnya, langkah gubernur merupakan keputusan yang tepat, mengingat beratnya tanggung jawab mengelola rumah sakit dengan keterbatasan anggaran.
“Saya bahagia gubernur melepaskan saya dari beban ini, terasa berat mengurus rumah sakit dengan modal APBD sebesar Rp30 miliar di luar gaji,” kata dr Aaron, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (4/11/2025).
“Gubernur sebagai pemilik rumah sakit sudah bertindak benar dan bagus. Puji Tuhan, membebaskan saya dari beban yang berat seiring dengan ketersediaan anggaran yang sedikit,”
Ia pun mengenang bahwa zamannya Lukas Enembe, anggaran untuk rumah sakit Rp300 miliar hingga Rp400 miliar. Namun sekarang, tersisa Rp30 miliar di luar gaji.
Menurutnya, anggaran RSUD Jayapura mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2022, anggaran untuk RSUD Jayapura sebesar Rp60 miliar, tahun 2024 turun jadi Rp46 miliar, lalu pada tahun 2025 hanya dianggarkan Rp30 miliar.
Ia pun berharap pemerintah daerah menambah alokasi dana operasional untuk RSUD Jayapura agar pelayanan kesehatan dapat meningkat di tahun-tahun berikutnya.
“Jika tahun 2026 gubernur kasih Rp60 miliar di luar gaji, kita punya harga diri dan kita bisa bersaing dengan rumah sakit vertikal Kemenkes yang ada di depan mata,” katanya.
Terlepas dari dirinya diganti dari jabatannya saat ini. Namun selama menjabat sebagai Plt Direktur RSUD Jayapura, sejak diangkat oleh Pj Gubernur Ramses Limbong pada 3 September 2024. Aaron Ramainum telah membayar tunggakan utang sebesar Rp12 miliar.
“Tiga tahun terakhir (Tahun 2022, 2023 dan 2024). Selama saya menjadi Plt Direktur RSUD Jayapura, saya sudah membayar tunggakan utang sebesar Rp12 miliar dari total utang yang tercatat sebesar Rp23 miliar,” tutupnya. (*)